Senin, 31 Januari 2011

Wisata bahari Banda Neira

Kegiatan pelancong wisata bahari di perairan Banda beraneka ragam, seperti melihat taman laut dari atas perahu, menyelam, memancing ikan tuna dan cakalang, melihat ikan paus, lumba-lumba, burung laut dan menyaksikan Arombai Manggurebe (Lomba Belang atau balap perahu).


Wisata bahari ini dapat dilakukan pada musim teduh (musim laut tidak berombak), yang terjadi pada bulan Maret, April, Mei, September. Oktober dan Nopember. Berwisata di sini benar-benar mengasikkan karena wisatawan dapat mencoba sendiri menggunakan alat pancing untuk menangkap ikan tuna dan cakalang.


Keistimewaan

Taman Laut Banda memiliki 350 spesies biota laut, termasuk berbagai jenis kerang purba yang saat ini hampir punah. Keindahan taman laut yang di dalamnya terdapat berbagai macam ikan, akan semakin memanjakan para penyelam.


Lokasi

Lokasi taman laut Banda terletak di antara Pulau Neira, Pulau Gunung Api, Pulau Ai, Pulau Sjahrir dan Pulau Hatta. Tepatnya terletak di Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku

TAMAN LAUT BANDA NEIRA: SERPIHAN SURGA JATUH DI BUMI

Kalimat judul diatas bukanlah perkataan penulis, namun keluar dari seorang peneliti terkenal Perancis beberapa tahun lalu ketika menyelam di taman laut Banda Neira, para peminat selam di dunia yang pernah mengunjungi Banda Neira juga berkata bahwa semua taman laut yang pernah dikunjunginya tak sebanding dengan keindahan Taman Laut Banda, karena keindahannya, ragam biota laut dan berbagai kelebihan lainnya, tak heran pernyataan itu muncul dari mereka yang pernah menyelam di Banda, karena taman laut Banda memiliki sekitar 400 spesis biota laut yang tak pernah ada di pojok dunia manapun, laut Karibia yang memiliki daya tarik penyelam sedunia hanya memiliki tidak lebih dari 20 spesis biota laut. Majalah Tamasya pernah menulis di edisi Juli 2005 bahwa salah satu dari 13 alasan mengunjungi Banda adalah karena taman lautnya yang sangat indah dan surga bagi penyelam.
HTML clipboardDi Taman Laut Banda Neira ada sekitar 52 lokasi penyelam dengan keindahan taman lautnya yang sangat indah dan asli. Jumlah lokasi penyeleman yang begitu banyak menunjukkan begitu luas taman laut Banda Neira dan begitu ragam biota laut yang ada di sana.
 
 Penulis pada tahun 2003-2005, dengan dana dari Menristek melakukan penelitian di Banda Neira, hasil penelitian menemukan ada 8 obyek utama alamiah pariwisata di Banda Neira, begini banyak obyek wisata alamiah ini mengalahkan daerah wisata manapun di Indonesia bahkan dunia, termasuk Bali dan Lombok. Salah satu obyek wisata alamiah yang terkenal itu adalah obyek wisata bahari yang berada di bawah laut maupun di atas laut. Sungguh mengagumkan taman laut Banda Neira, airnya yang bersih dan taman lautnya yang kadang berada di kedalaman laut yang tak dalam sehingga dari atas perahu pun pengunjung dapat menikmati keindahan taman laut Banda Neira.
 
 Sayangnya, bahwa Kepualauan Banda yang terletak di tengah-tengah laut Banda terkesan sangat jauh dari wilayah lainnya di Indonesia, terlalu terpencil, terutama dari Jawa. Letaknya yang jauh ini tentunya menyulitkan bagi wisatawan dan penyeleman untuk datang ke Banda karena pasti memerlukan biaya yang besar, lain halnya bagi wisatawan dan penyelam luar negeri yang memiliki kemampuan dana yang lebih. Begitu pula dengan jalur transportasi yang kadang sering tertunda, lagi pula mengunjungi wisata dan taman laut Banda seyogyanya tahu betul waktunya, karena tidak semua bulan ideal datang ke Banda. Kalau wisatawan dan penyelam ingin maksimal datang ke Banda seharusnya mereka harus datang pada bulan Maret-April dan atau September-Oktober setiap tahun, karena di bulan-bulan ini laut Banda bagaikan permadani, halus, mulus, bagaikan cermin, bening tak bergelombang, sehingga ikan-ikan cakalang dan tongkol pun dapat dilihat dari permukaan laut. Tak jarang pula pada bulan-bulan ini, ikan-ikan paus memasuki teluk Banda sehingga sungguh sangat indah dan menarik datang ke Banda. Di saat ini berkunjung di Banda dan taman laut Banda Neira bagaikan kita terdampar di Surga.
 
 Karena itu, penulis agak terkejut ketika membaca Majalah National Geographi Vol. 1 No. 3, 2009, tertulis “Surga Bawah Laut; Peringkat Lokasi penyelaman terbaik se-Indonesia”. Ada 16 lokasi penyelaman terbaik di Indonesia, sayangnya Cagar Alam dan Taman Laut Banda tak ada di daftar tersebut. Ada beberapa pertanyaan ketika membaca tulisan tersebut, apakah penulis artikel itu pernah berkunjung ke Banda Neira dan menyelam di Taman Laut Banda Neira?. Apa sebenarnya kreteria terbaik pada tulisan itu. Tapi biarlah tulisan itu dibaca pembacanya tanpa di bantah, akan tetapi terpenting yang perlu dipertanyakan adalah sebenarnya, selama ini, apa yang telah dilakukan Pemda Maluku Tengah dan Pemda Prop. Maluku terhadap obyek wisata dan Taman Laut Banda Neira ini, bagaimana pula peran masyarakat lokal dan internasional terhadap kekayaan dunia Cagar Alam dan Taman Laut Banda Neira ini?.
 
 Taman Laut Banda Neira yang sangat terkenal sejak abad 7-15 merupakan warisan alamiah dunia yang saat ini terabaikan begitu saja oleh Pemda Maluku Tengah atau Pemda Prop. Maluku. Beberapa bulan terakhir penulis mengunjungi Banda Neira, terlihat dan terdengar keras bahwa objek-objek wisata di sana tak pernah tersentuh oleh perhatian Pemda Maluku Tengah maupun Pemda Prop. Maluku, pada hal beberapa tahun sebelum kerusuhan di Maluku, apabila kita tiba di Lapangan Udara Pattimura Ambon, tertulis besar-besar bahwa Banda Neira Pusat Pariwisata Maluku. Tapi mengapa saat ini begitu merana, bagaikan seorang janda tua tak beranak dan sanak keluarga. Tidak ada usaha promosi yang dapat kita temukan dimana saja tentang obyek wisata ini, tidak ada usaha pembinaan terhadap masyarakat lokal untuk menyelamatkan taman laut Banda Neira sebagai warisan dunia. Pada hal masyarakat Banda Neira akan hidup kaya raya hanya dengan mengolah pariwisata dan taman laut Banda, mereka tak perlu menanam Pala, tak perlu menanam Cengkeh, tak perlu menangkap ikan Tuna. Pariwisata dan taman laut Banda dapat menjamin kehidupan mereka dengan pendapatan perkapita diatas 2000 UD/tahun. Tentu kemakmuran ini akan menyebar pula ke daerah lain di Maluku Tengah apabila wilayah Banda Neira makmur dengan pariwisata dan Taman Laut Banda tersebut. 
 
 Pemda Maluku Tengah dan Pemda Prop. Maluku perlu memperhatikan sungguh-sungguh pengembangan Pariwisata dan Taman Laut Banda ini, karena disamping akan meningkatkan ekonomi dari pemasukan devisa, tanggungjawab mengembangkan daerah wisata dan taman laut terkenal ini adalah amanah masyarakat dunia. Upaya meningkatkan pariwisata dan taman laut Banda dapat dilakukan dengan beberapa cara; (1) meningkatkan peran serta masyarakat lokal, nasional dan internasional terhadap pengelolaan dan pembinaan pariwisata dan taman laut Banda, (2) berupaya semaksimal mungkin untuk mempromosikan pariwisata dan taman laut Banda ini ke tingkat nasional maupun internasional secara berkala dan serius, (3) membuat satu perencanaan terpadu bagi pengembangan pariwisata di Maluku Tengah, termasuk Banda Neira sebagai sentral pariwisata di Maluku, (4) membantu masyarakat Banda agar memiliki kalender wisata dimana event-event penyelaman ada di dalamnya, (5) memekarkan kecamatan Banda menjadi Kota Banda, sehingga masyarakat Banda dapat mengurus diri mereka sendiri didalam mengembangkan potensi daerah dibidang pariwisata yang sungguh luar biasa ini, (6) masyarakat Banda didorong agar dapat memiliki kemampuan internal berdasarkan kearifan lokal yang ada untuk mengembangan dan menyelamatkan potensi daerah khususnya kepariwisataan. Semoga!

Pala Banda Naira



Kisah tentang Banda, yang waktu itu dikenal sebagai pulau rempah-rempah atauSpice Island. 

Tuhan mengaruniai Kepulauan Banda dengan pohon pala (Myristica fragrans) yang menghasilkan buah pala. Komoditas dagangnya adalah biji pala dan fuli (kulit tipis yang membalut biji pala), salah satu jenis rempah yang jadi kebutuhan dunia. Tak heran jika Banda Naira jadi tujuan utama para penjelajah dan pedagang dari berbagai negara. Bahkan Banda jadi rebutan bangsa-bangsa Eropa yang ingin mendapatkan monopoli pembelian dan perdagangan rempah-rempah. Dan terjadilah kisah tragis, yang hingga kini terus dikenang warga Banda Naira.

Artikel terkait

Masih Ada Surga Di Banda Naira

Memanglah pantas Indonesia disebut-sebut sebagai surganya dunia. Ini terbukti dengan masih banyaknya keindahan-keindahan alam Indonesia yang jarang terekspose. Salah satunya ialah Banda Naira,  pulau kecil yang pernah menjadi tujuan para pelaut Asia dan Eropa ini tak kalah indahnya dengan pulau Dewata Bali. Saat itu rempah-rempah sama berharganya dengan emas. Benteng-benteng kuno, pelabuhan dan rumah tua bergaya kolonial, menjadi saksi bisu bahwa pulau kecil di Maluku Tengah ini pernah jadi pusat perekonomian dunia. Inilah Banda Naira, secuil surga kecil di Timur Indonesia.
Banda Naira tidak besar. Bisa dijelajahi dengan berjalan kaki selama 3 jam. Jalan aspal menghubungkan seluruh Pulau. Kendaraan roda empat bisa dihitung dengan jari. Selain kendaraan dinas milik pemerintah dan polisi, tidak ada warga yang memiliki mobil. Pulau kecil ini juga menyimpan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh pergerakan seperti Muhammad Hatta dan Sjahrir pernah diasingkan di Banda Naira. Rumah bekas peninggalan mereka pun masih terpelihara dan dijadikan museum. Siapa saja bisa belajar sejarah di sini.

Jika Anda berjalan kaki sekitar 15 menit ke arah Barat, Nampak  BentengBelgica berdiri dengan kokoh. Lengkap dengan meriam-meriamnya yang mengarah ke laut. Kondisi benteng masih sangat baik. Pengunjung bisa naik ke atas menara benteng dan melihat laut lepas dan Pulau Banda Naira dari atas benteng yang dibangun pada abad ke-17 ini. Jika hari sudah beranjak senja, berjalanlah ke arah dermaga. Matahari perlahan tenggelam, meninggalkan semburat warna yang menawan di langit luas beralaskan laut.

Untuk bisa mencapai Banda Naira, ada kapal feri yang berangkat setiap dua minggu sekali dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Selain itu bisa juga dicapai lewat Ambon dengan kapal cepat. Kini ada penerbangan yang melayani rute Ambon-Banda Naira, satu minggu sekali. Urusan penginapan, ada beberapa alternatif. Hotel rata-rata bertarif Rp 300-400 ribu permalam. Tapi jika ingin hemat, ada beberapa losmen nyaman yang tarif permalamnya hanya Rp 100 ribu.

Soal makanan, harganya memang lebih tinggi dari Pulau Jawa. Sekali makan bisa habis Rp 20 sampai 30 ribu. Wajar saja, biaya mengirimkan bahan makanan ke sini memang tidak murah. Tapi jika sudah jauh-jauh ke sini, sirup pala dan ikan bakar, jangan sampai dilewatkan. Saat Sail Banda 2010, pulau kecil ini kembali menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari seluruh dunia. Namun kini tidak ada meriam yang mengarah ke pantai. Atau persaingan menguasai rempah-rempah di Maluku. Hanya tersisa jabat tangan dan senyum persaudaraan dari seluruh dunia di Banda Naira.

Masyarakat Banda Naira Merasa Kecewa

BANDA NAIRA (Suara Karya) Warga Banda Naira, Maluku Tengah, mengaku kecewa dengan penyelenggaraan Sail Banda 2010.
Ini sangat berasalan mengingat ajang internasional yang akan dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa (3/8), dipusatkan di Kota Ambon, Maluku, bukan di Banda.
Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasikala mewakili warga yang dipimpinnya mengungkapkan kekecewaan ini. Untuk ajang Sail Banda 2010, yang menelan anggaran sekitar Rp 168 miliar, sebagian besar justru dialokasikan untuk Ambon.
"Semua infrastruktur hanya dibangun di Ambon, sementara Banda dianaktirikan. Padahal Banda menyimpan potensi di sektor-sektor ekonomi. Ini artinya lebih terkenal dari Ambon, sedangkan Banda hanya dijadikan ikon. Padahal kami memiliki catatan sejarah unik sebagai tempat pembuangan para pendiri negara ini," katanya di hadapan Menko Kesra Agung Laksono, Senin (2/8). Agung ke Banda Naira sekaligus untuk menyaksikan penyerahan dana program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) dan kredit usaha rakyat (KUR) untuk warga setempat.
Seorang warga Banda Naira, Freddy, menyatakan, di daerahnya belum terdapat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk kapal nelayan, bandara yang masih kurang luas, dan dermaga yang kurang menunjang kegiatan nelayan. Padahal hampir sebagian besar mata pencaharian warga dari usaha melaut.
"Bayangkan saja harga ikan di Banda hanya Rp 9.000 per kilogram, sementara di Ambon bisa mencapai Rp 45.000-Rp 47.000 per kilogram. Karena itu, perlu tempat penimbangari dan penyimpanan ikan agar bisa menampung kebutuhan nelayan serta bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat," katanya.
Terkait keluhan ini, Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, meski logonya Sail Banda, namun bukan berarti warga Banda tidak diperhatikan. Ini merupakan bentuk lain dari promosi Banda untuk terkenal.
"Setelah Sail Banda ini akan banyak peluang bagi masyarakat Banda. Ini jelas akan bermanfaat, karena seluruh dunia tahu Banda pulau indah. Kita bicara ke depan. Bukan Ambonnya, tapi Banda. Langsung pada daerah yang dituju sebagai pemasaran. Ke depan pasti ada perhatian lebih dari pemerintah," ujarnya.
Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Ma-luku sendiri telah membentuk sebuah tim untuk menyusun peta jalan pembangunan Banda Naira. Tentunya pembangunan berbasis kemaritiman. "Sejarah budaya yang dimiliki Banda juga sangat penting untuk bangsa Indonesia. Ini karena Banda sudahdikenal sebelum Indonesia merdeka," kata Agung menambahkan.
Karena itu, masyarakat Banda tidak perlu merasa kecewa. Pemerintah akan terus memberikan dukungan serta perhatian khusus demi kemajuan dari perkembangan Bandake depan.
"Dengan mengunjungi Banda, maka separuh dari sejarah rakyat Maluku dapat dilihat karena merupakan pulau sejarah. Selain itu, Pulau Banda juga sangat terkenal dengan tanaman pala serta keindahan lautnya. Karena itu,tidaklah mengherankan dari pulau ini pernah lahir sejumlah pemimpin-pemimpin besar Republik Indonesia," katanya.
Banda Naira terletak 132 km sebelah tenggara Pulau Ambon yang terdiri dari 30 pulau besar dan tujuh pulau kecil,

Pantun Persahabatan

Sahabat bukanlah MATEMATIKA yang dapat di hitung nilainya...
Bukan Ekonomi yang merupakan MATERI...
Bukan juga PPKN yang di tuntut oleh ilmu...
Tapi sahabat adalah SEJARAH yang dapat di kenang sepanjang masa


Persegi punya 4 titik,,, 
Segitiga punya 3 titik,,,
Garis punya titik awal dan titik akhir,,,
Tapi persahabatan kita seperti Lingkaran yang tidak mempunyai titik awal dan akhir...!!!


Aq mungkin bukan teman yang "sempurna" yang kamu cari...
Bukan juga yang "terbaik" di antara semua'a...
Tapi, satu yang pasti...
aku salah satu teman yang akan selalu "Mengingatmu"...


Milikilah sebuah "hati" yang takkan pernah membenci...
Sebuah "senyuman" yang takkan pernah pudar...
Sebuah "sentuhan" yang takkan pernah menyakiti,,,
Sebuah "cinta" yang takkan pernah pindah ke lain hati...
Dan sebuah "Persahabatan" yang takkan pernah saling mengkhianati....


Sendiri bukan berarti sepi...
Bersama belum tentu bahagia,,,
Cinta belum tentu indah...
Menangis belum tentu juga sedih...
Berpisah jangan di sesali,,,
Tapi, berpisah dengan "sahabat" itulah yang pantas di sesali....!!!!


Mungkin aku bukan siapa-siapa di matamu,,
Semua temanmu lebih baik dari ku..
Aku cuma sepenggal iklan dalam hidupmu...
Tapi, ingat 1 hal ...??
Aku akan tetap disini untuk mu...???

Pantun Nasehat


Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah

Pantun Jenaka

Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu

Elok berjalan kota tua 
Kiri kanan berbatang sepat 
Elok berbini orang tua 
Perut kenyang ajaran dapat

Sakit kaki ditikam jeruju 
Jeruju ada didalam paya 
Sakit hati memandang susu 
Susu ada dalam kebaya

Naik kebukit membeli lada 
Lada sebiji dibelah tujuh 
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh

Orang Sasak pergi ke Bali 
Membawa pelita semuanya 
Berbisik pekak dengan tuli 
Tertawa si buta melihatnya

Jalan-jalan ke rawa-rawa 
Jika capai duduk di pohon palm 
Geli hati menahan tawa 
Melihat katak memakai helm

Limau purut di tepi rawa, 
buah dilanting belum masak 
Sakit perut sebab tertawa, 
melihat kucing duduk berbedak