Rabu, 16 Februari 2011

Syair- Syair

Kau takut di balikkubur jika kau tak  memaafkan
Jika api dan kesempitan yang lebih dasyat
Jika kiamat datang padaku sebagai pemimpin kejam
Dan penggiring  yang menghalu al-Farazdaq
Merugilah anak-anak Adam yang berjalan menuju neraka
Dengan terbelenggu kalau biru warnanya

Berhentilah di kuburan katakan di atas pelantarannya
Siapa di antara kalian yang diselimuti kegelapannya
Siapa di antara kalian yang mulai di dalam rongganya
Merasakan sejuk ketentraman dari
Kedasyatan ketakutannya
Diam bagi orang yang berakal itu mulia
Tak terkira ketinggian derajatnya

Jika aku tahu secara secara yakin
Bahwa seluruh hidupku hanya sesaat
Tak akan aku membuktikannya
Jadilah ia dalam kebaikan dan taat

Akulah pemuji, akulah penyihir,akulah penzikir
Akulah penghimpun, aku hilang, aku telanjang
Ia enam, aku jaminan sebagiannya
Jaminlah sebagiannya, dunia pencipta
Pujiku bagi sela-Mu adalah jilatan api
Selamatkankan hambaba-Mu dari neraka

Jika pintu tertutup darmu tanpa hajat apa pun
Tinggalkanlah ia untuk yang lain,
Yang terbuka pintunya untukmu
Lambung isi perut cukuplah untukmu
Menjauhkan hal-hal buruk cukuplah bagimu para pemimpin
Berkoebanlah untuk kehormatanmu
Jauhi kemaksiatan, maka dijauhkan hukuman

Minggu, 06 Februari 2011

Guru

Guru
Menyaksikanmu
Aku semakin tak kuasa
Melangkah menjauh darimu

Guru
Gugur daun waktu
Akan selalu menjadi saksi bisu
Pertemuanku denganmu

Guru
Aku tak bisa berpaling darimu
Sebab kau telah mengenalkanku
Keindahan rabbku

Kamis, 03 Februari 2011

Penyesalan cinta yang mendalam

cinta yang ku pesan kini tak dikirim
cinta yang kubalas tak pernah tergantikan
semua binasa di telan oleh waktu
melonglong bagaikan binatang malam

meraum bagaikan cheetah di pagi hari
bersemi bagai bunga di butanya pagi
harum semerbak mewarnai hariku
yang senantiasa tertawa dan terus tertawa

serasa tak bernyawa hidupku ini
kehilangan tawa yang setiap saat menemani
menghilangkan semua perasaan gundah
dan merona membekas lebam di telinga

semua tangis kini tak berarti
air mata tak ada yang berarti
penyesalan menjadi teman
semua tawa menyelimuti

berlari menghempas angin
melawan deru nafas sang bumi
menghentak bagaikan kuda yang elok
tersungkur di kelamnya kesendirian

meraih dan selalu merangkul
angan dan cita cita yang semakin memudar
setelah tawa dan siulan sang waktu
yang congkak berdiri di hadapanku

tak terkira semua sifatmu
mengenal dan menyapa jahatnya mimpi
menoreng semua kebaikan dihatiku
menghiraukan jeritan jiwa

kini kuhanya bisa menangis
meratap dan tersayat
oleh senyuman dirimu "dinda"
yang tersenyum bagai bidadari bertanduk

tak kau kira sakitnya diriku
tak kau sangka betapa baik nya hatiku
merajam semua kenangan indah
menghantar semua ke dalam kefanaan
cinta dan kasih sayang

hampa semua kau tinggalkan
punah semua harapan yang ada
binasa pula cinta yang kuberikan
ku berikan cinta kau membalas dusta

Penyesalan

Penyesalan…
Kesedihan…
Duhai jiwa yang terdampar
Di pulau asing dan terjerumus di jurang kemaksiatan

Berdiri dan tataplah langit
Tengoklah ke sebelah kanan dan kirimu
Apakah yang belum engkau raih

Bukankah selama ini engkau telah mengenyam berjuta-juta nikmat
Oksigen gratis
Cahaya dan panas matahari cuma-cuma
Air yang terus memancar dari dalam perut bumi
Tanpa perlu kau tukar dengan uang sepeser pun juga

Duduklah dan renungkan
Apa yang selama ini kamu lakukan
Beramal dengan ikhlas ataukah hanya sekedar mencari pujian
Pujian dari manusia dan ketenaran di tengah-tengah mereka

Apakah engkau pernah menghitung
Berapa kali engkau terjatuh dalam maksiat
Secara sadar maupun yang kau anggap perkara
biasa dan sepele, toh banyak orang yang juga melakukannya

Maha suci Allah!!!
Al Quran ada di atas mejamu
Buku-buku agama bertumpuk di sekelilingmu
Alunan suara para qari’ senantiasa terdengar di kanan dan kirimu

Masihkah engkau tak bergeming
Dengan noda-noda hitam di dalam lubuk hatimu
Ranjau-ranjau maksiat itu akan segera membinasakanmu
Sadarilah, apa lagi yang kau tunggu

Apakah kau menunggu malaikat maut
Menjemput dan memaksamu
Ataukah kau telah merasa surga layak untuk
Seorang pecandu maksiat sepertimu

Saudaraku, singsingkan lengan bajumu
Tataplah masa depan
Berharaplah kepada kemurahan Ar Rahman
Marilah kita kembali tunduk kepada-Nya
Mumpung pintu taubat masih terbuka dan memanggil-manggil
Kita yang penuh salah dan dosa

Rasulullah saja, makhluk termulia
Dalam sehari beristighfar 100 kali kepada-Nya
Lalu siapakah kita
Apabila dibandingkan dengan seorang manusia
Paling mulia di atas jagad raya
Seperti beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam

Akankah taubat itu kita tunda-tunda
Jangan, sebab semakin kau tunda
Maka penyesalan itu akan berubah menjadi bencana
Siksaan berlipat ganda di dalam neraka
Sampai si durhaka berkata
Duhai, seandainya aku dulu hanya
menjadi sebongkah tanah saja



Mutiara Cinta

rang mengatakan ” Penyesalan salau datangnya terlambat”, semuanya terjadi sangat cepat, pertengkaran hebat tiba-tiba menggelegar seperti guntur. Kata-kata tidak terkontrol dan emosipun memuncak. Setelah merenung hati bertanya “apa yang sudah saya lakukan?” disela  keheningan muncul penyesalan yang begitu dalam sudah menyakiti hatinya, semua kata yang terujar hanyalah pelampiasan emosi yang tidak mesti terjadi jika hati tidak menyimpan

cinta dengan penyesalan


aku adalah aku
aku yang hanya bisa menangis
tiada daya dan upaya
adakah kau bahagia dengan tangisku
atau ini semua permainanmu
aku adalah aku
aku yang hanya bisa menyesal
tak dapat berubah ditelan waktu
tak akan kupernah menyesali cinta kita
walau semua itu tak ada

Rabu, 02 Februari 2011

PENGELANA CINTA

Seorang pengelana menuju ke arah utara…
Ia adalah pangeran dari Kerajaan Angkasa. Tubuhnya gagah perkasa, wawasannya luas dan ia terlatih dalm berperang di setiap pertempuran. Telah lama ia berkelana. Mencari. tak henti mencari. Mencari cinta.
Kerajaan Awan
muncul sesosok pria gagah berkuda yang datang dari arah selatan. para pria berdiri tegak untuk melihatnya. para wanita melirik padanya. sang pengelana duduk tegap melihat dengan pandangan lurus ke depan.
ia mengunjungi sang Raja. sang Raja menyambutnya seakan ia adalah kerabat lama. diperkenalkannya dengan seorang putri cantik. Putri Aurora. gadis yg lembut tutur katanya dan matanya sejernih awan di angkasa. sang pengelana tertegun.
terpesona dalam hitungan detik.
Kerajaan Laut
disambutlah seorang pria gagah yg muncul pada gerbang istana. sang Raja tergopoh menyambut karena telah lama tak ada orang asing datang. sang pengelana memperkenalkan dirinya dengan sangat berwibawa. sang Raja memanggil putrinya. Putri Hydrilla. sang putri berjalan anggun dikelilingi buih-buih perak. sangat cantik dan berwawasan seluas samudera. lagi-lagi sang pengelana tertegun.
Kerajaan Bumi
para pengawal membawa masuk seorang pria tampan dan gagah. sang Raja mengira ia adalah tawanan. sang pengelana memberikan hadiah pada sang Raja. hadiah dari setiap benua yg telah ia lalui. sang Raja senang. ia memperkenalkan sang pengelana pada putrinya. Putri Kirana. seorang putri cantik jelita yg tegas dalam setiap tutur bahasa. lincah dan bercita-cita. sekali lagi, pengelana terpana.
Pohon Pinus
dibawah pohon pinus duduklah sang pengelana. ia sedang berkeluh kesah. seekor burung pipit menghampirinya.
“Wahai pengelana tampan, apa kabar?”
“Baik.”
“Tampaknya engkau sedang bingung?”
“Ya, benar…”
“Ada apa?”
“Aku bingung.. aku dijodohkan oleh ketiga raja dari tiga kerajaan yg berbeda untuk dinikahkan dengan salah satu dari tiga putri nan cantik jelita..”
“Wah, kau lelaki beruntung! mengapa bingung?”
“Aku tak tahu harus memilih siapa?”
“Apa mereka cantik?”
“Ya.”
“Apa mereka pintar?”
“Ya.”
“Apa mereka baik hati?”
“Ya.”
“Apa engkau sudah mengenal mereka bertiga?”
“……”
“Apa kau sudah mengenal baik mereka bertiga?”
“Belum, hmm.. ya, belum.”
“Apa kau mau mendapatkan istri yg salah?”
“Tidak!”
“Kalau begitu, cepat kenalilah mereka lebih jauh.”
“Mengapa? mereka cantik,pintar,baik dan putri raja?!”
“Hahaha.. kuberitahu satu hal, kawan..”
“Apa?”
“Seorang wanita jangan hanya dilihat dari segi fisik, kecerdasan, kekayaan maupun status saja.. kenalilah mereka dengan tulus. kenalilah sifat mereka, isi pikiran mereka, semua hal tentang mereka. maka yg akan kau dapatkan bukan hanya istri yg cantik, pintar, baik, kaya saja…
kau akan mendapatkan istri yang SEMPURNA!”
“…………………………”
sang pengelana kemudian berlari. dia akan mengunjungi ketiga Putri tersebut. Bukan untuk memberikan keputusan. Namun untuk mendapatkan yang terbaik.

Makna Cinta Kahlil Gibran

Bagi Gibran cinta mengarahkan manusia pada Allah, dan karena cinta pula Allah mempertemukan diri-Nya kepada manusia. Lantaran itu dalam pandangan Gibran cinta sesungguhnya adalah cinta atas nama Allah dan cinta kepada Allah itu sendiri, karena segala sesuatu adalah pantulan dan imanensi dari Sang Mahacinta. Cinta kepada yang lain selain Allah, tetapi atas nama dan di dasarkan pada Allah akan membawa manusia dan alam semesta kepada persekutuan dengan Allah. Hal ini terungkap jelas dalam tulisannya yang berjudul Cinta Keindahan Kesunyian, (Yogyakarta, Bentang Budaya, 1999, hal. 72-74) "Cinta membimbingku mendekati-Mu namun kemudian kegelisahan membawaku menjauhinya. Aku telah meninggalkan pembaringanku, cinta, karena takut pada hantu kelupaan yang bersembunyi di balik selimut kantuk. Bangun, bangun, cintaku, dan dengarkan aku. Aku mendengarkan-Mu, kekasihku! Aku mendengar panggilan-Mu dari dalam lautan dan merasakan kelembutan sayap-sayap-Mu. Aku telah menginggalkan pembaringanku dan berjalan di atas rerumputan. Embun malam membasahi kaki dan keliman pakaianku, di sini aku berdiri di bawah bunga-bunga pohon Almond, memperhatikan ruh-Mu."
Gibran tidak hanya menekankan cinta sebagai dasar hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi lebih jauh dari itu melalui dan dalam cinta manusia diarahkan, dituntun sampai pada tahap akhirnya hidup dalam persekutuan dengan Allah. Cinta melampaui keterbatasan manusia, menembus ruang fisik dan berjumpa dengan Allah. Dengan demikian cinta ditempatkan Gibran sebagai bentuk hubungan terpenting dan tertinggi.
Agar sampai pada persekutuan dengan Allah melalui Cinta, bagi Gibran cinta itu harus berangkat dari peran manusia yang kongkret dalam kodrat kemanusiaan dan potensi-potensinya yang lebih jauh dan luas. Dalam Triloginya Sang Nabi, Taman Sang Nabi, dan Suara Sang Guru (Yogyakarta, Pustaka Sastra, 2004, hal 212) dengan jelas Gibran menggambarkan tentang hal tersebut.
"Kalian orang-orang beriman yang dapat menemukan adanya suatu dasar untuk kemajuan seluruh umat manusia dalam sifat baik manusia, dan bahwa dalam diri manusia terdapat tangga kesempurnaan yang menuju Roh Kudus? Jika kalian dapat berlaku demikian, maka kalian akan seperti bunga bakung di taman kebenaran yang abadi harumnya baik tersimpan dihirup manusia atau tersapu oleh angin lalu."
Hal senada dikatakan Gibran dalamSemua Karena Cinta (Yogyakarta, Narasi, 2005, hal. 54)
"Hidup tanpa cinta bagaikan sebatang pohon yang kokoh berdiri namun dahannya kering, tanpa dihiasi buah ataupun bunga."
Sejalan dengan pandangan mistik agama samawi, bagi Gibran persatuan Allah dan manusia tidak hanya terjadi dalam cinta yang meluap-luap dan berkobar-kobar kepada Allah dalam ekstase. Gibran lebih memandang pengalaman mistik dari aspek etika. Pengalaman mistik dalam pandangan Gibran tidak berarti melarikan diri dari tugas dan tanggungjawab hidup di dunia ini, dengan menyingkir untuk masuk dalam ekstase kebahagiaan untuk diri sendiri saja, membelakangi dunia serta melupakan segala penderitaan hidup diri sendiri maupun orang lain. Baginya mistisisme yang hanya mementingkan diri sendiri adalah egoisme alias pengingkaran terhadap kodrat manusia. Gibran menekankan bahwa relasi cinta antara Allah dan manusia baru akan menjadi nyata bila melimpah ke dunia dalam wujud cinta kepada sesama. Ini harus terjadi bukan dengan kata-kata, melainkan dalam belas kasihan dan kurban diri.
Wujud tertinggi dari cinta bagi Gibran adalah terlibat atau melibatkan diri dalam dunia; dan bentuk keterlibatan itu dimaknai oleh Gibran dengan kerja. Kerja atau pekerjaan adalah satu-satunya wujud relasi manusia dengan Allah dalam dunia, sebagai sebuah bentuk kurban diri yang kongkret. Kerja yang dimaksudkan Gibran tidak hanya melibatkan daya fisik tetapi juga pikiran dan perasaan manusia. Melalui kerja manusia dapat mewujudkan dirinya sebagai individu. Dengan bekerja manusia dapat melebur dalam persatuan dengan sesama, dan dengan bekerja pula manusia dapat menjumpai Allah di dalam alam semesta. Hal ini dilukiskan Gibran dalam Triloginya (hal.28-29)
"...aku berkata bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat-keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap pekerjaan akan sia-sia, jika tidak disertai cinta. Bekerja dengan rasa cinta, berarti kalian sedang menyatukan diri dengan diri kalian sendiri, dengan diri-diri orang lain - dan kepada Allah."
Gibran meyakini bahwa kerja merupakan dimensi mendasar hidup manusia di dunia. Latar belakang pemikirannya adalah karena manusia ialah citra Allah, juga karena perintah yang diterima dari Penciptanya untuk menaklukkan dan menguasai dunia. Bagi Gibran semua perkerjaan manusia harus berorientasi pada cinta. Karena kerja yang berlandaskan pada cinta, maka melalui kerja atau pekerjaan manusia tidak hanya mengubah kodrat, tetapi juga mewujudkan dirinya sendiri dan membangun masyarakat keluarga dan bangsa.
Bagi Gibran cinta tidak punya makna selain mewujudkan maknanya sendiri. Cinta tidak memberikan apa-apa pada manusia, kecuali keseluruhan dirinya, dan cintapun tidak mengambil apa-apa dari manusia, kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tidak memiliki atau dimiliki, karena telah cukup untuk cinta. Namun jika manusia mencintai dengan hasrat dan keinginan, maka manusia harus meluluhkan diri, mengalir di dalamnya, dan terlibat. Hanya saja dalam kehidupan manusia cinta yang sempurna tidak dapat ditemukan. Kehidupan adalah tabir kegelapan, berkerudung dan bercadar. Melalui dan dalam cinta manusia senantiasa digiatkan untuk melakukan pencarian makna kehidupan dengan mengamalkan cinta kasih, tetapi kesempurnaan cinta hanya ada dan dimiliki oleh Allah.
"Apabila kalian mencinta, janganlah berkata: "Allah ada di dalam hatiku" tetapi sebaliknya kalian merasa: "Aku berada di dalam Allah" Dan jangan kalian mengira bahwa kalian dapat menentukan arah cinta, karena cinta apabila telah menjatuhkan pilihan pada kalian, dialah yang akan menentukan perjalanan hidup cinta." (Trilogi hal.14)
Dalam kehidupan, manusia tidak mampu mengukur kualitas cinta, sebab kepenuhan cinta sesungguhnya adalah Allah itu sendiri. Allah adalah awal dan akhir kehidupan, Allah adalah cinta, maka hanya dalam dan melalui cinta manusia berjalan dan mengarahkan dirinya kepada Allah.

Makna Cinta Sejati


The Meaning Of True Love

Makna Cinta Sejati terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati', dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.

Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?

Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.

Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).

Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.

Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?

Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.

Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.

Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.

Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?

Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.

Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”

Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:

يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)

Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.

Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?

Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…
Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung

Mencari Makna Cinta

Embun pagi telah mengering
Pancaran mentari membuat dedaunan menguning
Mataku tertegun menatap langit
Melepas hati yang terbelit
Kini ku bisa tersenyum
Melihat dunia penuh rasa kagum
Setelah kian lama hatiku menangis
Akan cinta yang kian terkikis
Kini ku bisa gembira
Manjalani hidup dengan orang-orang tercinta
Setelah jiwaku berduka
Merintih dan tersiksa
Aku bersyukur
Api cinta tak membuatku hancur
Kini ku ingin hidup kembali
Mencari makna cinta sejati

Penting ‘Kebersamaan’

Manusia adl makhluk sosial yg tdk bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dlm kehidupannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia beraneka ragam dan berbeda-beda tingkat sosialnya. Ada yg kuat ada yg lemah ada yg kaya ada yg miskin dan seterusnya. Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan manusia dgn keahlian dan kepandaian yg berbeda-beda pula. Semua itu adl dlm rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat. Orang kaya tdk dapat hidup tanpa orang miskin yg menjadi pembantu pegawai sopir dan seterusnya. Demikian pula orang miskin tdk dapat hidup tanpa orang kaya yg mempekerjakan dan mengupahnya. Demikianlah seterusnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَهُمْ يَقْسِمُوْنَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيْشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ
“Apakah mereka yg membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dlm kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yg lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yg lain. Dan rahmat Rabbmu lbh baik dari apa yg mereka kumpulkan.”
Kehidupan bermasyarakat sendiri tdk akan terwujud dgn sempurna kecuali dgn ada seorang pemimpin dan kebersamaan. Oleh krn itulah Islam begitu menekankan agar kaum muslimin bersatu dlm jamaah di bawah satu penguasa. Seorang mukmin dgn mukmin lain seperti sebuah bangunan sebagian menopang sebagian yg lain.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan kami. Di antara beliau berkata:
..عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ، وَهُوَ مِنَ اْلاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ، مَنْ أَرَادَ بُحْبُوْحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ، مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَاتُهُ وَسَاءَتْهُ سَيِّئَاتُهُ فَذَلِكَ الْمُؤْمِنُ
“Wajib atas kalian utk bersama dgn al-jamaah dan berhati-hatilah kalian dari perpecahan. Sesungguh setan bersama orang yg sendirian sedangkan dari orang yg berdua dia lbh jauh. Barangsiapa yg menginginkan tengah-tengah surga mk hendaklah dia bersama jamaah. Barangsiapa yg kebaikan-kebaikan menggembirakan dia dan kejelekan-kejelekan menyusahkan dia mk dia adl seorang mukmin.”
Sungguh indah kebersamaan dlm jamaah dan sungguh ni’mat hidup dlm keteraturan di bawah satu penguasa. Sebagaimana dikatakan: Al-Jama’atu rahmah wal furqatu ‘adzab . Oleh krn itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang perpecahan dlm beberapa ayatnya. Di antara Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
.. وَلاَ تَكُوْنُوا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوا دِيْنَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ
“Dan janganlah kamu termasuk orang2 yg mempersekutukan Allah yaitu orang2 yg memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dgn apa yg ada pada golongan mereka.”
Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semua kepada tali Allah dan janganlah kamu bercerai berai.”
Di antara tafsir “tali Allah” selain Islam Al-Qur`an dan As-Sunnah adl jamaah kaum muslimin dan penguasanya. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata: “Wahai manusia wajib atas kalian utk taat dan tetap bersama jamaah krn itulah tali Allah yg sangat kuat. Ketahuilah! Apa yg tdk kalian sukai bersama jamaah lbh baik daripada apa yg kalian sukai bersama perpecahan.”
Tidak ada pertentangan antara tafsir tersebut dgn tafsir yg lainnya. Karena ayat tersebut memerintahkan kaum muslimin agar berpegang dgn ajaran Islam dgn dasar Al-Qur`an dan As-Sunnah serta tetap bersama jamaah kaum muslimin dan penguasa agar tdk berpecah belah. Jika keluar dari salah satu mk akan terjatuh dlm perpecahan. Sehingga semua sama-sama merupakan tali Allah yg sangat kuat yg mengikat mereka dlm kebersamaan.
Nikmat kebersamaan dlm satu jamaah dgn satu kepemimpinan telah dirasakan sejak zaman para shahabat dgn Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pemimpinnya. mk ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat para sahabat segera membicarakan siapa khalifah yg akan menjadi pemimpin sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukan krn mereka adl para politikus yg berambisi menjadi penguasa –seperti yg dikatakan oleh kaum Syi’ah– tetapi krn mereka faham betul betapa penting keberadaan seorang pemimpin dlm kebersamaan.
Tentu kepemimpinan tanpa ketaatan adl sesuatu yg sia-sia. Oleh krn itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan utk menaati seorang yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan sebagai penguasa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أَطِيْعُوا اللهَ وَأَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَأُولِي اْلأَمْرِ مِنْكُمْ
“Wahai orang2 yg beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan pemerintah/penguasa di kalangan kalian.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan utk menaati penguasa. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ
”Wajib atas tiap orang muslim utk mendengar dan taat kepada penguasa dlm apa yg dia sukai dan yg tdk dia sukai kecuali jika dia diperintah utk bermaksiat. Jika dia diperintah utk bermaksiat mk tdk wajib bagi utk mendengar dan taat.”
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau berkata:
مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ، مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yg keluar dari ketaatan dan memisahkan diri dari jamaah kemudian dia mati mk mati mati jahiliah.”
Dalam hadits ini orang yg tdk taat dan memisahkan diri dari jamaah dikatakan jahiliah. Demikian pula dlm ayat di atas orang yg berpecah belah dikatakan seperti musyrikin. Hal ini krn orang tersebut seperti keadaan musyrikin di zaman jahiliah yaitu masyarakat liar yg hidup tanpa keteraturan dan kepemimpinan1.
Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam utk menaati penguasa di atas adl dlm rangka menjaga kebersamaan dlm jamaah dan tdk bercerai berai. Oleh krn itu perintah tersebut tdk gugur dgn kezhaliman penguasa tersebut atau kekurangan-kekurangan dlm hal fisiknya. Karena hikmah dlm kebersamaan lbh besar daripada kezhaliman penguasa tersebut. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan utk menaati walaupun penguasa itu bekas budak hitam yg cacat.
Diriwayatkan dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata:
إِنَّ خَلِيْلِيْ أَوْصَانِي أَنْ أَسْمَعَ وَأُطِيْعَ، وَإِنْ كَانَ عَبْدًا مُجَدَّعَ اْلأَطْرَافِ
“Kekasihku telah mewasiatkan kepadaku agar aku mendengar dan taat walaupun yg berkuasa adl bekas budak yg terpotong hidung .”
Kalimat mujadda’ bermakna terpotong anggota badan atau cacat seperti terpotong telinga hidung atau tangan dan kakinya. Namun seringkali kalimat mujadda’ dipakai dgn maksud terpotong hidungnya. Sedangkan mujadda’ul athraf Ibnu Atsir rahimahullahu berkata dlm An-Nihayah: “Makna adl terpotong-potong anggota badan di-tasydid-kan huruf dal- utk menunjukkan banyak.”
Demikian pula riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yg memerintahkan kita utk taat pada penguasa walaupun seorang bekas budak hitam yg kepala seperti kismis. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا وَإِنِ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيْبَةٌ
“Dengar dan taatilah walaupun yg dipilih sebagai penguasa kalian adl budak dari Habasyah yg kepala seperti kismis .”
Bahkan perintah ini tdk gugur walaupun penguasa tersebut zhalim merampas harta rakyat dan menindas selama dia masih muslim. Dikisahkan oleh ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu:
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، لاَ نَسْأَلُكَ عَنْ طَاعَةِ التَّقِيِّ وَلَكِنْ مَنْ فَعَلَ وَفَعَلَ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقُوْا اللهَ وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا
Kami katakan: “Wahai Rasulullah kami tdk berta tentang ketaatan kepada orang yg bertakwa tetapi penguasa yg berbuat begini dan begitu –dia menyebutkan kejelekan-kejelekan–?” mk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dan dengarlah dan taatlah kalian kepadanya!”
Lebih dahsyat lagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggambarkan akan muncul seorang penguasa yg hati seperti hati setan dlm tubuh manusia. Disebutkan dlm hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu sebagai berikut:
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ فَجَاءَ اللهُ بِخَيْرٍ فَنَحْنُ فِيْهِ، فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: نَعَمْ.قُلْتُ: هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ؟ قال: نعم. قُلْتُ: هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قُلْتُ: كَيْفَ؟ قَالَ: يَكُوْنُوْا بَعْدِيْ أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُوْنَ بِهُدَايَ وَلاَ يَسْتَنُّوْنَ بِسُنَّتِيْ، سَيَقُوْمُ فِيْهِمْ رِجَالٌ قُلُوْبُهُمْ قُلُوْبُ الشَّيَاطِيْنِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ. قَالَ: قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: تَسْمَعُ وَتُطِيْعُ لِلْأَمِيْرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ!
Aku mengatakan: “Ya Rasulullah sesungguh kami dahulu dlm keadaan jelek kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini dan kami berada di dalamnya. mk apakah setelah kebaikan ini ada kejelekan?” Beliau berkata: “Ya.” Aku berkata: “Apakah setelah kejelekan itu ada kebaikan?” Beliau berkata: “Ya.” Aku berkata: “Apakah setelah kebaikan ini ada kejelekan?” Beliau berkata: “Ya.” Aku berkata: “Bagaimana itu?” Beliau berkata: “Akan ada setelahku penguasa-penguasa yg tdk mengikuti petunjukku dan tdk bersunnah dgn sunnahku. Akan muncul di tengah mereka para lelaki yg hati-hati mereka adl hati-hati setan dlm tubuh-tubuh manusia.” Aku berkata: “Apa yg mesti saya perbuat jika mengalami keadaan itu?” Beliau berkata: “Dengar dan taatlah pada penguasa walaupun punggungmu dipukul dan hartamu dirampas! Dengarlah dan taatilah.”
Perhatikanlah! Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas bukan membela para penguasa yg jahat dan zhalim. Tetapi menunjukkan betapa penting kebersamaan di bawah kepemimpinan seorang penguasa. Bisa dibayangkan betapa jelek seorang yg meruntuhkan atau merusak kebersamaan ini dgn sikap menentang penguasa muslim memberontak dan memeranginya.
Memang kebanyakan orang yg merusak kebersamaan ini berniat baik yaitu mengingkari kemungkaran. Tetapi kenyataan mereka mengganti kemungkaran dgn kemungkaran yg lbh besar. Mereka mengganti kezhaliman penguasa dgn perang saudara sesama muslim. Atau mengganti keteraturan dan kepemimpinan dgn kekacauan dan pertumpahan darah. Apakah ini sebuah hikmah? Ataukah ini suatu kebodohan yg nyata?!
Diriwayatkan oleh Al-Ajurri rahimahullahu dlm kitab Asy-Syari’ah dgn sanad bahwa ketika disampaikan kepada Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu tentang Khawarij yg telah muncul di Khuraibiyyah beliau berkata: “Kasihan mereka. Mereka melihat kemungkaran kemudian mengingkari ternyata mereka terjerumus dlm kemungkaran yg lbh besar.”
Wallahu a’lam.

Pengertian Hidup menurut Al Qur'an


Berbagai macam ajaran mengenai hakekat hidup dan tujuan hidup telah berkembang. Masing-masing berbeda tentang pengertian dan tujuan hidup. Hanya Al Qur’an lah yang dapat menjelaskan arti dan tujuan hidup manusia secukupnya sehingga dapat dipahami oleh setiap individu yang membutuhkannya.

Orang atheis mendasarkan doktrinnya atas teori naturalism tidak dapat memberikan alasan kenapa adanya hidup kini, kecuali sebagai kelanjutan dari hukum evolusi pada setiap benda yang sejak dulu telah mengalami perubahan alamiah. Sementara mereka berbantahan pula mengenai hukum evolusi itu sendiri disebabkan banyaknya benturan (dead lock) dalam analysa dan teorinya.

Benturan itu mereka namakan Missing Link. Untuk tujuan hidup mereka juga tidak mempunyai arah dan alasan yang tepat. Tetapi mereka semua sama berpendapat bahwa yang ada kini akan musnah dengan sendirinya di ujung zaman sesuai dengan menusut dan habisnya alat kebutuhan hidup dan disebabkan terganggunggunya stabilitas susunan bintang di alam semesta.

Mereka berkesimpulan bahwa hidup kini dimulai dari kekosongan, telah terwujud secara alamiah, dan sedang menuju ke arah kekosongan alam semesta dimana setiap individu hilang berlalu tanpa bekas dan tidak akan hidup kembali.
Dalam hal ini mereka melupakan unsur Roh yang ada pada setiap individu.

Pihakyang menganut paham Plurality atau Trinity, walaupun tidak membenarkan teori evolusi , malah mengakui manusia ini memulai hidupnya dari satu diri yang sengaja diciptakan Tuhan, tetapi mereka tdak dapat memberikan alasan tentang maksud apa yang terkandung dalam perencanaan penciptaan itu. Sebagai tujuan hidup, mereka sama sependapat bahwa nanti akan berlaku kehidupan balasan sesudah mati, tetapi dalam kedaan gaib bukan konkrit, dimana setiap pribadi baik akan menerima kebahagiaan jiwa dan pribadi jahat akan merana.

Pihak pertama di atas tadi bertntangan dengan dengan ajaran Al Qur’an mengenai asal hidup dan juga bertentangan mengenai tujuan hidup, sedangkan pihak kedua bersamaan dengan ajaran Al Qur’an mengenai asal usul hidup juga bersamaan tentang tujuan hidup tetapi berbeda dalam hal ghaib dan konkrit. Sebaliknya kedua pihak (Islam dan Plurality/Trinity) sependapat tentang arti hidup yang tidak lain hanyalah berjuang untuk kebutuhan dan kelanjutan generasi, tetapi mereka (Plurality/Trinity) melupakan bahwa pendapat demikian akan berujung dengan pemusnahan generasi mendatang karena setiap individu lebih mementingkan keadaan sekarang tanpa ancaman resiko konkrit yang akan dihadapi di akhirat nanti.

Al Qur’an yang menjadi dasar ajaran hidup dalam Islam, memberikan alasan dan keterangan secukupnya mengenai sebab, arti dan tujuan hidup manusia.

A. Sebab adanya hidup
Semesta raya ini dulunya dari kekosongan total, tidak satupun yang ada kecuali Allah yang ESA yang senantiasa dalam keadaan ghaib. DIA mempunyai maksud agar berlaku penyembahan terhadapNYA yang tentu harus dilaksanakan oleh makhluk yang memiliki logika Maka perlulah diciptakan jin dan manusia yang akan menjalani ujian dimana dapat ditentukan berlakunya pengabdian dimaksud. Kedua macam makhluk ini membutuhkan tempat hidup dimana segala kebutuhan dalam pengujian tersedia secara alamiah atau ilmiah, maka diciptakanlah benda angkasa berbagai bentuk, masa dan fungsi. Semuanya terlaksana secara logis menurut rencana tepat, dan tiba masanya dimulai penciptaan Jin dan Manusia, masing-masing berbeda di segi abstrak dan konkrit.

Allah itu Pencipta tiap sesuatu dan DIA menjaga tiap sesuatu itu. (QS 39/62)

DIA pelaksana bagi apa yang DIA inginkan. (QS 85/16)

Dan tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk menyembah AKU (di akhirat utamanya). QS 51/96.

B. Arti Hidup KINI
Al Qur’an memberikan ajaran tentang arti hidup bahwa hendaklah menghubungkan dirinya secara langsung kepada Allah dengan cara melaksanakan hukum-hukum tertulis dalam al quran, dan menghubungkan dirinya pada masyarakat sesamanya dalam melaksanakan tugas amar makhruf nahi munkar.

DIAlah yang menciptakan kematian dan kehidupan agar DIA menguji kamu yang mana diantara kamu yang lebih baik perbuatannya, dan DIA Mulia dan Pengampun. (QS 67/2)

Bahwa Kami menunjukkan garis hukum padanya (manusia itu), terserah padanya untuk bersyukur atau kafir. (QS 76/3)

C. Tujuan hidup
Al Qur’an menjelaskan bahwa kehidupan kini bukanlah akan berlalu tanpa akibat tetapi berlangsung dengan catatan atas semua gerak zahir dan batin yang menentukan nilai setiap indivisu untuk kehidupan konkrit nantinya di alam akhirat, dimana kehidupan terpisah antara yang beriman dan yang kafir untuk selamanya.

Dan berlombalah kepada keampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya sama dengan luas planet-planet dan Bumi ini, dijanjikan untuk para muttaqien. (QS 3/133)

Sungguh kami ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian kami tempatkan dia kepada kerendahan yang lebih rendah. Kecuali orang-orang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang terhingga. QS 95/4-6)

Dengan keterangan singkat ini, jelaslah bahwa Al Qur’an bukan saja menjelaskan kenapa adanya hidup kini, tetapi juga memberikan arti hidup serta tujuannya yang harus dicapai oleh setiap diri.

Keterangan Al Qur’an seperti demikian dapat diterima akal sehat dan memang hanyalah kitab suci itulah yang mungkin memberikan penjelasan demikian.

Makna Hidup Dalam Pandangan Islam

HIDUP ini sebuah misteri dan penuh rahasia! Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami makna hidup. Pada umumnya, manusia tidak mengetahui banyak hal tentang sesuatu, yang mereka ketahui hanyalah realitas yang nampak saja (Q.S 30: 6-7). Tidak ada seorang pun yang tahu berapa lama ia akan hidup, di mana ia akan mati, (Q.S 31: 34) dalam keadaan apa ia akan mati, dan dengan cara apa ia akan mati, sebagian manusia menyangka bahwa hidup ini hanya satu kali dan setelah itu mati ditelan bumi. Mereka meragukan dan tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan kembali setelah mati (Q.S An-Naml: 67). Adapun mengenai kepercayaan adanya kehidupan setelah mati pandangannya sangat beragam tergantung pada agama dan kepercayaan yang dipeluk dan diyakini.

Islam menjelaskan makna hidup yang hakiki melalui perbandingan dua ayat yang sangat kontras, seperti dicontohkan di dalam Alquran. Seorang yang telah mati menurut mata lahir kita, bahkan telah terkubur ribuan tahun, jasadnya telah habis dimakan cacing dan belatung lalu kembali menjadi tanah, namanya sudah hampir dilupakan orang. Tetapi yang mengherankan, Allah SWT memandangnya masih hidup dan mendapat rezeki di sisi-Nya serta melarang kepada kita menyebut mati kepada orang tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam (Q.S 3: 169). "Janganlah kalian menyangka orang-orang yang gugur di jalan Allah itu telah mati, bahkan mereka itu hidup dan mendapat rezeki di sisi Allah." Sebaliknya ada orang yang masih hidup menurut mata lahir kita, masih segar-bugar, masih bernapas, jantungnya masih berdetak, darahnya masih mengalir, matanya masih berkedip, tetapi justru Allah menganggapnya tidak ada dan telah mati, seperti disebutkan dalam firmannya "Tidak sama orang yang hidup dengan orang yang sudah mati. Sesungguhnya Allah SWT mendengar orang yang dikehendaki-Nya, sedangkan kamu tidak bisa menjadikan orang-orang yang di dalam kubur bisa mendengar," (QS Al-Fathir 22). Maksud ayat ini menjelaskan Nabi Muhammad tidak bisa memberi petunjuk kepada orang-orang musyrikin yang telah mati hatinya.

Dua ayat ini memberikan perbandingan yang terbalik, di satu sisi orang yang telah mati dianggap masih hidup, dan di sisi lain orang yang masih hidup dianggap telah mati. Lalu apa hakikat makna hidup menurut Islam?

Seorang filusuf Yunani Descartes pernah mendefinisikan, manusia ada dan dinyatakan hidup di dunia bila ia melakukan aktivitas berpikir. Kemudian Karl Marx menyatakan, manusia ada dan dinyatakan hidup jika manusia mampu berusaha untuk mengendalikan alam dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sedangkan Islam menjelaskan manusia ada dan dianggap hidup jika ia telah melakukan aktivitas "jihad" seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Q.S. Ali Imron: 169 di atas. Tentu saja jihad dalam pengertian yang sangat luas. Jihad dalam pengertian bukan hanya sebatas mengangkat senjata dalam peperangan saja, tetapi jihad dalam konteks berusaha mengisi hidup dengan karya dan kerja nyata. Jihad dalam arti berusaha memaksimalkan potensi diri agar hidup ini berarti dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Misalnya, seseorang yang berusaha mencari dan menemukan energi alternatif ketika orang sedang kesulitan BBM itu juga sudah dipandang jihad karena ia telah mampu memberikan manfaat kepada orang lain. Seseorang yang keluar dari sifat malas, kemudian bekerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, itu juga termasuk jihad karena ia telah mampu mengalahkan hawa nafsunya sendiri, dan bukankah ini jihad yang paling besar karena Rasulullah sendiri menyatakan bahwa jihad yang paling akbar adalah melawan hawa nafsu sendiri.

Hidup dalam pandangan Islam adalah kebermaknaan dalam kualitas secara berkesinambungan dari kehidupan dunia sampai akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat bagi lingkungan. Hidup seseorang dalam Islam diukur dengan seberapa besar ia melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai manusia hidup yang telah diatur oleh Dienull Islam. Ada dan tiadanya seseorang dalam Islam ditakar dengan seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh umat dengan kehadiran dirinya. Sebab Rasul pernah bersabda "Sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain. (Alhadis). Oleh karena itu, tiada dipandang berarti (dipandang hidup) ketika seseorang melupakan dan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang telah diatur Islam.

Dengan demikian, seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan Allah SWT, yang pada akhirnya mencapai derajat Al-hayat Al-thoyyibah (hidup yang diliputi kebaikan). Untuk mencapai derajat tersebut maka setiap muslim diwajibkan beribadah, bekerja, berkarya berinovasi atau dengan kata lain beramal saleh. Sebab esensi hidup itu sendiri adalah bergerak (Al-Hayat) kehendak untuk mencipta (Al-Khoolik), dorongan untuk memberi yang terbaik (Al-Wahhaab) serta semangat untuk menjawab tantangan zaman (Al-Waajid).

Makna hidup yang dijabarkan Islam jauh lebih luas dan mendalam dari pada pengertian hidup yang dibeberkan Descartes dan Marx. Makna hidup dalam Islam bukan sekadar berpikir tentang realita, bukan sekadar berjuang untuk mempertahankan hidup, tetapi lebih dari itu memberikan pencerahan dan keyakinan bahwa. Hidup ini bukan sekali, tetapi hidup yang berkelanjutan, hidup yang melampaui batas usia manusia di bumi, hidup yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan sang Kholik. Setiap orang beriman harus meyakini bahwa setelah hidup di dunia ini ada kehidupan lain yang lebih baik, abadi dan lebih indah yaitu alam akhirat (Q.S. Adl-dluha: 4).

Setiap muslim yang aktif melakukan kerja nyata (amal saleh), Allah menjanjikan kualitas hidup yang lebih baik seperti dalam firmannya "Barang siapa yang melakukan amal saleh baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan ia beriman, maka pasti akan kami hidupkan ia dengan al-hayat al-thoyibah (hidup yang berkualitas tinggi)." (Q.S. 16: 97). Ayat tersebut dengan jelas sekali menyatakan hubungan amal saleh dengan kualitas hidup seseorang.

Aktualisasi diri!

Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah pengakuan dari komunitas manusia yang disebut masyarakat. Betapa menderitanya seseorang, sekalipun umpamanya ia seorang kaya raya, berkedudukan, mempunyai jabatan, namun masyarakat di sekitarnya tidak mengakui keberadaannya bahkan menganggapnya tidak ada, antara ada dan tiada dirinya tidak berpengaruh bagi masyarakat. Dan hal ini adalah sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat muslim. Terlebih rugi lagi jika keberadaan kita tidak diakui oleh Allah SWT, berarti alamat sebuah kemalangan yang akan menimpa. Ketika usia kita tidak menambah kebaikan terhadap amal-amal, ketika setiap amal perbuatan tidak menambah dekatnya diri dengan Sang Pencipta, berarti hidup kita sia-sia belaka. Allah menganggap kita sudah mati sekalipun kita masih hidup.

Oleh karena itu, seorang muslim "diwajibkan" untuk mengaktualisasikan dirinya dalam segenap karya nyata (amal saleh) dalam kehidupan. "Sekali berarti, kemudian mati" begitulah sebaris puisi yang diungkapkan penyair terkenal Chairil Anwar. Walaupun ia meninggal dalam keadaan masih muda dan telah lama dikubur di pemakaman Karet Jakarta, tetapi nama dan karya-karyanya masih hidup sampai sekarang. Kalau Chairil Anwar telah "berjihad" selama hidupnya di bidang sastra. Bagaimana dengan kita? Mari berjihad dengan amal saleh di bidang-bidang yang lain. Agar kita dipandang hidup oleh Allah SWT. Amin.***

Sahabat

Teringat dengan sebuah pesan pendek yang masih tersimpan di Hp jadulku:

Ya 4W1, jaga sahabat dakwahQ, kokohkan hatinya dengan kesabaran kepadaMu, gembirakan hatinya dengan surgaMu, sinari hatinya dengan nurMU yang tak pernah pudar. Keep istiqomah !. slamat jalan.


Dikirim oleh sahabatku saat ku sedang menunggu keberangkatanku ke Banten di Pul Bus Rosalia di Palur.
Sahabatku… sungguh indah ketika ku ingat masa itu. Masa kebersamaan dalam naungan cinta kepada Alloh. Sebuah pesan istiqomah untuk saudaranya yang akan berpisah. Sebuah ingatan yang membawaku kembali dalam suatu masa indah di kampus dalam naungan ukhuwah di jalan dakwah.

Sahabatku … perjalanan waktu ini telah mengubah semuanya. Ketika harapan dan impian, ketika daun-daun berganti, ketika musim berganti musim yang berbeda bahkan kembali lagi, ketika keistikomahan kemudian terkikis sedikit demi sedikit tanpa tersadar hingga mengubah segalanya, terjatuhlah diri kita dalam suatu masa dan peristiwa yang tiada pernah kita bayangkan, tiada pernah kita sukai, dan semua melenekan hati-hati yang telah terkotori, hingga sampailah di ujung tanduk dan hancurlah semuanya.

Sahabatku… ku berharap saat itu kita perbaiki kembali jalan yang telah menyimpang ke jalan yang lurus. Menata kembali serpihan-serpihan kebaikan yang sempat terkoyak. Tapi ternyata kau punya pilihan lain sahabatku, saat kau akhirnya memilih jalan yang berbeda tapi bukan untuk kembali sahabatku, karena hakekatnya kau masih menempuh jalan yang sama meskipun berbeda.

Sahabatku … ku tak pernah mencari informasi tentangmu, tapi semua tanpa sengaja ku ketahui entah itu dari mana sumbernya. Meskipun kau sempat memprotes “ untuk apa kau campuri urusanku”. Sahabatku.. bukan untuk mencampuri urusanmu, tapi karena mungkin aku masih peduli dengan seseorang yang pernah menjadi sahabatku, meskipun kau tidak pernah mau lagi mengakuinya.

Sahabatku…
Terimakasih untuk semuanya…
Terimakasih atas cinta yang pernah kau berikan
Dengan demikian ku bias mencinta semua orang yang ,memerlukan cinta
Terima kasih atas penghiantan yang pernah kau lakukan
Dengan demikian ku tahu betapa sakitnya di hianati
Dengan demikian ku berusaha untuk tidak menghianati orang lain karena ku tahu sangan menyakitkan
Terimaksih atas janji yang kau abaikan..
Dengan demikian ku akan berusaha untuk menepati janjiku pada orang lain, karena ku tahu betapa sakitnya janji yang diabaikan..

Sahabtku ….
Ku berharap kau menjadi semakin baik setelah peristiwa demi peristiwa yang mungkin tidak mengenakkan itu, bukan malah sebaliknya terlena dengan sesuatu yang belum tentu akan menjadi milikmu. Bukankah syariat tetap membatasi? Cukuplah jatuh sekali, jangan mengulangi jatuh pada tempat yang sama. Bukankah kita orang yang terpelajar?, orang yang tahu hukum?bukankah sejak SMA kau telah bergabung dalam barisan ini bersama orang-orang yang sejak awal berkomitmen dengan kebaikan. Sungguh ironi jadinya sahabat.
Ku masih ingat sms
Mengenalmu adalah anugrah
Mencintaimu karenaNya rahmat
Berjuang denganmu adalah nikmat
Jazakalloh atas ukhuwah yang mas berikan Moga Allohpun mencintaimu … karena mas mencintaiku karenaNya.



Kini bangunan ukhuwah itu tidak tahu perginya kemana dari hati kita. Mungkin hati kita yang telah kotor sehingga tiada lagi ukhuwah itu. Tiada lagi arti teguran dari saudara kita, malah di anggapnya orang yang iri dan tidak suka.

Sahabatku…
Semoga Alloh selalu menjagaMu…Amin

dalam perjalanan

Dalam perjalanan Bis Mulya Jogja-purworejo….

Mengalun sebuah lagu dari seorang pengamen yg berdiri dekat tempatku duduk

Separuh jiwaku pergi
Memang indah semua
Tapi berakhir luka
Kau main hati Dengan sadarmu
Kau tinggal aku
benarku mencintaimu
Tapi tak begini kau hianati hati ini
Kau curangi aku
Benarku mencintaimu
Tapi tak begini kau hianati hati ini
Kau curangi aku


Kau dustakan semua yg kita bina, kau hancurkan semua
Benarku mencintaimu, tp tak begini kau hianati hati ini

Lagu atau pengalaman pribadi ya ? pengalaman siapa hayo ngaku
Terkadang lagu dibuat dari sebuah pengalaman atau kisah hidup seseorang baik diri sendiri atau orang lain
Tapi ada juga yang hanya sebatas imajinasi dan kreatifitas.
Sepertinya lagu ini merupakan pengalaman pribadi
Seperti halnya yang dialami teman seorang hamba Alloh yang hilaf

JOGJA NEVER ENDING



Ketika ku kembali singgah di Mushola ini kembali ingatanku kembali ke masa yang telah lalu.
Tempat kau menungguku
 dan tempatku menunggumu…
Adeku…semua masih jelas di pelupuk mata ini,
 semua jelas dalam ingatan ini.
Pernah sangat lama ku menunggumu,
tapi pernah juga kau lama termangu menungguku.
Dah berapa kali kita bertemu disini?

Disini di ujung terminal Mushola ini, pernah ku ditanya penjaga mushola
" Nungguin siapa Mas?" nunggu ade jawabku
Saat mataku menatab dengan cemas tiap bis yang datang dari arah solo
Adakah engkau di dalamnya
Sampai dimanakah dirimu

Di ujung terminal Mushola ini
Pernah kita duduk menunggu pagi
Bersama dalam cerita tentang malam yang semakin gelap
Tentang harapan yang tak kunjung datang
Tentang mimpi terbang di atas awan

Di unung terminal Mushola ini..
Tiada pernah ada kata perpisahan terucap
Semua berlalu begitu saja
Dalam perpisahan dan perceraian

Saat kau pergi tanpa menoleh
Tiada kembali dan tiada peduli
Kupun hanya diam tanpa kata
Tiada mampu ku cegah
Tiada mampu ku berteriak
KEMBALILAH sang bintang di ujung timur



suara
Teringat dengan sebuah status seseorng di facebook yang kurang lebih seperti ini
Kedholiman yang pernah kita lakukan mungkin akan dapat hilang dan termaafkan. Tapi kita tidak akan pernah bisa memutar waktu untuk kembali, kita tidak bisa mengembalikan luka pulih seperti sedia kala.

Ada satu lagi temanku yang curhat kemarin waktu saya ke solo, dia bilang “ Jon ku lagi pusing memecahkan suatu masalah” di sisi lain saya tidak mau mengecewakan orang mempercayai saya di sisi lain ada pertimbangan lain juga yang tidak mudah. Ku tidak mau mengecewakan orang-orang yang selma ini menaruh hjarapan dan kepercayaan kepada saya. Karena kalau kita menyecewakan orang, pada kondisi-kondisi tertentu kita akan tetap selalu ingat. Apa lagi orang yang saya buat kecewa akan lebih ingat lagi.

Teman itu juga bilang” saya kini bisa baik dan menjadi orang baik, bukan semata-mata karena diri saya sendiri. Tapi karena mereka orang-orang disekitarku yang membuatku jadi orang baik. Doa-doa mereka, perjuangan mereka, keikhlasan mereka membimbingku tanpa mengaharap apapun dari saya. Dan sungguh sangat dholin jika saya sampai membuat kecewa mereka.

Ku hanya mendengarkan saja curhat temanku, karena ia memang tidak meminta masukan, tapi ia cenderung curhat. Karena dah bisa memilah-milah konsekuensi pilihan-pilihan jika ia mengambil salah satunya.

Sahabatku.. hidup memang banyak pilihan-pilihan, dan hendaklah kita mengamabil pilihan-pilihan itu secara bijaksana dan meminimalisir mengecewakan orang-orang yang mencintai kita dengan alasan yang bijak dan tidak menyakitkan.




Mendung
Awan tidak akan pernah menggumpal menjadi karang
Ia hanya menghitam dan pekat
Bergemuruh bersamai badai, hujan dan petir

Awan hanyalah awan..
Bisa indah di pandang di langit
Bisa hitam gelap menakutkan bak raksasa

Awanlah yang menjadi penghalang cahaya
Menjadi tabir penutup matahari
Cahaya itu tidak pernah sampai kepada Bumi
Terserap hilang sang awan hitam

kau ambil bulanku
kau ambil matahariku
kau ambil cahayaku
semuanya gelap
karena cahaya telah pergi

Kau  menjadi  pembunuh
Seperti senyummu yang membunuh jiwaku
Seperti katamu yang membunuh hatiku

Semua karena awan-awan dosa yang telah menutup dan menghitam di permukaan hati
Menjadi penghalang cahaya kebenaran
Menjadi penghalang cahaya kesucian

Menjadi Matahari

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan.
Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pria berkata ingin menjadi matahari. Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga.
Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari. Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap jadi matahari.

Wanita berkata ingin menjadi Phoenix yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari.

Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah berubah 3x namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah bersama wanita. Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.
Pria merenung sendiri dan menatap matahari.

Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga. Ini disebut kasih yaitu memberi tanpa pamrih.

Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi. Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan siapakah yang ingat kepada matahari. Matahari rela memberikan cahaya nya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut. Ini disebut dengan Pengorbanan, menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.

Saat wanita jadi Phoenix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, pria tetap selalu jadi matahari agar Phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan mencegahnya. Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix. Matahari selalu ada untuk Phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain Phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cinta nya. Ini disebut dengan Kesetiaan, walaupun ditinggal pergi dan dikhianati namun tetap menanti dan mau memaafkan.



"Sungguh pria tidak pernah menyesal menjadi matahari bagi wanita".


t
Kemarin...kita mungkin tak bertegur sapa
kemarin kita saling menghindar,saling mencari kesibukan
Yach karena ada satu titik noda dihati kita..
Karena ada ketidakikhlasan kita menjalin ukhuwah..
Aku malu pada diriku sendiri..punya hak apa aku memintamu..
Ach..smoga belum terlambat buatku merengkuhmu kembali..
Kuminta kau kembali..menjalin ukhuwah bersamaku..
Yang mungkin kan lebih abadi..yang tiada tersisa noda disana
yang tiadakan pernah membuat kita terluka..izinkan aku..
izinkan aku...maafkan kekhilafan hatiku..maafkan aku..
maafkan kecerobohanku..tiada pandai kujaga lisanku..
warna sahabat
 
"Andai saja aku boleh meminta, aku ingin persahabatan ini abadi selamanya.
Seperti kuncup bunga mawar yang akan siap merekah indah.
Ataupun seperti melati yang akan selalu  mewangi.
Meski harus aku sadari, tiada keabadian di dunia ini"



TITIP DOA
 
Cinta yang sederhana..
Tak terdefinisi,
Namun ia ada, untuk memberi arti hidup,
Memberi makna pada taburan hari..

Sahabatku.. aku percaya,
Bahwa di dunia ini tak ada yang sia-sia.
Semua punya takaran, semua ada hitungan..

Sahabatku..
Bagaimana definisi cinta bagimu,
Bagaimana irisan hati yang tercabik dalam jerat duniawi,

Kau tahu, kita sama-sama tahu..
Tapi kerdil rasanya jika aku menghakimi,
Diri ini juga jauh dari sempurna..

Aku sayang dan mencintaimu sebagaimana adanya
Yang bagai sebuah bangunan jika satu sakit yg lain akan sakit,
Jika yg satu lengah, yang lain menguatkan..
Itulah indahnya Ukhuwah dalam Islam..

Maka, ku titip doa dalam bilangan senja,
Ku hadirkan wajah pada doa Rabithah,
Karena hadirnya kita takkan berarti tanpa mereka,
Karena c i n t a, kan selalu punya definisi indahnya,
Jika karena DIA dan hanya untuk-Nya..

*untuk sahabatku..  lembaran itu takkan pernah usang.. ada cinta hakiki yang tengah bersiap menjemput.. Bersabarlah, krn hidup di dunia hanya sementara, hanya bilangan hari dibanding akhirat yang kekal..

--

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu” (doa Nabi Daud Alayhissalam) 

 

 



...dan kupun mencoba tersenyum

dalam setiap langkah yg telah kuambil
mencoba merenungi pada setiap arah mata ini menjatuhkan pandangannya
adakah yang salah..?

Ya Alloh..Engkaulah yang Maha Tahu...
dengan semua yang terjadi...
dengan apa yang ada di hati ini
dengan duka yang di alami....

Ya Alloh ....
23 hari lagi....
tapi apa yang terjadi di hati ini......
Ya Allloh....
kucoba untuk mengikuti skenarioMu
krn ku menganggap inilah skenarioMU
krn ku memang tak tahu....

hati....
siapa yang berkuasa...
Engkaulah yang berkuasa dan menggenggam hati ini
kusendiri tiada berdaya....

Makna Hidup


“Kehidupan yang tak teruji bukan kehidupan yang berharga bagi seseorang”, demikian Plato mengutip kata-kata dari Socrates di dalam bukunya Dialogues dan Apology. Sebenarnya jika seseorang menyelidiki kehidupan secara mendalam, ia akan menemukan bahwa yang dicari oleh jiwa adalah mengetahui makna hidup ini. Para saintis mencarinya di dalam dunia ilmu pengetahuan, para artis di dalam seninya, para filosof mencarinya di dalam filsafat. Apapun minat masing-masing orang tentu berbeda-beda, namun kecenderungan yang sebenarnya adalah sama, yaitu menemukan arti hidup itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa jiwa datang ke dunia ini adalah untuk tujuan ini, untuk menyadari dan memahami makna kehidupan ini.

Baik secara material maupun spiritual setiap jiwa sedang berjuang untuk tujuan ini dengan jalannya masing-masing.

Kita dapat melihat ini pada tingkah laku bayi. Keinginan bayi melihat sesuatu, menyobek-nyobeknya dan melihat ada apa di dalamnya, menunjukkan hasrat jiwa untuk melihat kehidupan, untuk memahami kehidupan. Tentu saja efek dan pengaruh kehidupan di muka bumi ini membuat manusia mabuk. Dan karena mabuk atau lupa diri inilah ia menjadi sedemikian hanyut dengan dirinya sendiri serta kepentingannya sendiri hingga ia tersesat dan lalai dengan watak pembawaannya sendiri. Sebenarnya hasrat manusia yang paling dalam bukan mencari makanan atau kenyamanan. Kecenderungannya yang paling dalam adalah mencari pemahaman atas kehidupan. Seorang anak akan terus-menerus bertanya kepada orang tuanya, ‘Apa ini? Apa itu? Apa maksudnya ini semua?’ Ini menunjukkan adanya keinginan yang terus-menerus untuk mengetahui makna kehidupan, sebuah keinginan yang terus berlaku sepanjang hidup.

Apakah hal ini memiliki pelajaran atau pengajaran kepada kita?

Tentu saja! Hal ini mengajarkan kita tentang suatu prinsip bahwa sumber dan tujuan alam semesta adalah satu dan sama, bahwa Pencipta menciptakan segalanya untuk mengenal ciptaan-Nya. Tetapi bagaimana sang Pencipta melihat dan memahami ciptaan-Nya? Tidak saja di dalam aspek yang paling tinggi dan paling dalam, tetapi juga melalui segala sesuatu, Tuhan sedang terus-menerus memperhatikan dan memahami ciptaan-Nya.

“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS 55 : 29)

Maka bila ada yang bertanya, ‘Apakah seni itu? Apakah seni itu buatan manusia?’ Jawabannya adalah, ‘Ya, seni memang buatan manusia, tetapi juga buatan Tuhan melalui tangan manusia.’ Jika demikian bagaimana mekanisme yang telah dan sedang berlaku di alam semesta?

Sejatinya, alam ini bekerja, akan tetapi bekerja untuk tujuan apa?

Jawabnya : bekerja untuk memahami dirinya sendiri!

Lalu bagaimana mekanisme dunia itu sendiri? hidupkah ia ataukah mati? Sebenarnya, apa pun yang kita sebut hidup maka ia hidup, dan apa pun yang kita pikir ia mati juga sebenarnya tidak mati. Ia juga hidup!

Kita biasa mengatakan ini benda mati dan itu benda hidup! Padahal sebenarnya tidak ada satu pun benda yang mati, semuanya adalah makhluk hidup, hatta sebutir debu.

YANG TERTIDUR DAN YANG TERJAGA

Demikian juga, tidak ada bedanya antara mengambil jalan pintas dengan mengambil jalan yang lebih panjang. Yang satu berkeliling dulu dan yang lain mengambil jalan lurus. Tujuannya sama.

Yang berbeda ketika berada dalam perjalanannya, yang satu berjalan kaki, sementara yang lain naik kendaraan, atau yang satu tersadarkan di dalam perjalanannya, yang lainnya tertidur dan terlena dalam perjalanannya, sehingga ia tidak melihat pemandangan-pemandangan indah selama di perjalanan. Rasulullah saww justru bersabda, “Manusia dalam keadaan tidur dan bila ia mati maka ia baru bangun (tersadarkan)” 1]

Imam Ali as berkata, “Ahlud dunia karakbin yusaru bihim wa hum niyaam”, artinya : Para ahli duniawi itu seperti pengendara yang berja­lan dengan kendaraannya sementara mereka tertidur” 2]

Takdir dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang satu adalah mekanisme yang mengaktifkan takdir ini. Bagian yang lain adalah jiwa yang menyadarkan ini. Oleh karena itu mekanisme adalah mesin, sedangkan jiwa yang berada di dalamnya terdapat ahli mesin yang senantiasa sibuk agar mekanisme ini terus bekerja dan menghasilkan apa yang mesti dihasilkan.

Ada banyak metode dan cara yang manusia gunakan untuk mengetahui dan memahami. Dan pikiran merupakan sarana dan alat untuk mencapai tujuan. Sesuai dengan kesiapan alatnya, jiwa mengalami dan mengenal hidup. Kondisi pikiranlah yang memampukan jiwa untuk melihat kehidupan dengan jelas. Pikiran juga bisa diumpamakan sebagai air. Bila air keruh, maka sulit bagi kita untuk bercermin di atas permukaannya. Tetapi bila air itu jernih, maka kita dapat bercermin di atasnya. Sayangnya, manusia senantiasa hanya mengejar nilai-nilai yang bersifat materi, sehingga ia hanyut di dalam kehidupan ini dan kehilangan berbagai manfaat yang sesungguhnya dari hidup ini. Pada zaman sekarang ini manusia mendefinisikan peradaban sebagai kemajuan komersial atau industrial, ia menjadi ideal setiap jiwa. Dan menjadi sulit bagi jiwa untuk mencapai ketenangan untuk menyelesaikan tujuan yang terlahir dari jiwa itu sendiri. Hal ini bukan berarti perkembangan komersial dan industrial itu tidak perlu bagi kehidupan manusia. Tidak sama sekali! Sepanjang ia tidak meruntuhkan atau merintangi tujuan hidup manusia itu sendiri! Namun jika yang dilakukan sebaliknya, meski secara lahiriah ia meraih kemajuan, sebenarnya ia telah menyia-nyiakan hidupnya dan itu berarti hidupnya telah hancur.

Jika di Timur ada takhyul, maka di Barat pun ada. Ada takhayul yang menyebutkan bahwa hewan seperti kuda, kucing, anjing, burung, bisa memberi peringatan kepada seseorang bahwa ia akan jatuh sakit atau meninggal dunia, dan hal-hal lainnya yang serupa, dan terjadi sebagaimana yang diduga atau diramalkan, namun mengapa manusia tetap tidak bisa memahami dan merasakan hidup ini sebagaimana yang dirasakan oleh binatang? Mungkin jawaban sementara yang bisa disampaikan adalah bahwa binatang hidup lebih alamiah ketimbang manusia masa kini. Mereka lebih dekat dengan alam ketimbang manusia yang hanyut dalam kehidupan artifisial. Thomas Browne mengatakan, “Segala sesuatu adalah tiruan, sedangkan alam adalah karya seni Tuhan.” 3]

Jika binatang dapat mengetahui tanda-tanda alam maka selayaknya manusia dapat lebih mengetahuinya. Pengetahuan seperti inilah yang merupakan kepuasan atas hidupnya, bukan semua yang bersifat fisik dan lahiriah. Lalu dimanakah kekayaan manusia? Kekayaannya ada dalam pengetahuannya. Jika kekayaan hanya berada di bank dan tidak di dalam ilmu pengetahuannya, maka berarti ia tidak memilikinya. Ia ada di bank.

Semua yang diminati, apakah itu nilai, titel, kedudukan dan semua bentuk kepemilikan, dimana semua itu? Di luarkah? Tentu saja tidak!

Ini karena semua yang berada di luar hanya dapat diketahui melalui pengetahuan yang berada di dalam. Oleh karenanya semua kepemilikan yang sesungguhnya tidak lain yang berada di dalam. Dan yang berada di dalam itu adalah HATI, karenanya hati mesti dikembangkan, dan harus disesuaikan dengan ritme alam dan titian nadanya yang tepat. Jika ia sesuai dengan ritme alam dan pola-pola nadanya, maka ia akan dapat mencapai tujuannya.

LIMA METODA UNTUK MERASAKAN ILMU KEHIDUPAN

Ada 5 metoda yang berbeda, yang dengan kelima cara tersebut ilmu kehidupan dapat dirasakan. Cara pertama yang banyak kita ketahui dan kaum wanita dalam hal ini melebihi kaum pria, yaitu KESAN. Seringkali jika kita datang ke sebuah rumah atau menemui seseorang, maka yang pertama kali kita dapatkan sebelum berbicara dengan orang tersebut adalah kesan, apakah itu kesan yang menyenangkan atau pun yang tidak menyenangkan. Sebenarnya ini merupakan ilmu atau pengetahuan atas orang tersebut. Kadang-kadang ketika kita melihat seseorang, seolah kita ingin mengatakan, ‘Menjauhlah dariku!’.

Atau terkadang pada saat pertamakali kita bertemu dengan seseorang, tiba-tiba saja kita merasa tertarik padanya tanpa tahu alasannya.

Pikiran kita tidak memahami, namun jiwa kita secara ‘ajaib’ telah lebih dulu tahu. Bukan saja setiap orang mendapatkan kesan dari orang yang ia temui, bahkan jika ia memiliki kepekaan, ia pun dapat merasakan kesan dari surat yang datang dari seorang yang tak dikenal sekalipun. Banyak yang mengatakan bahwa mereka dapat mengatakan watak seseorang dengan ilmu physiognomy 4] atau phrenology 5]. Akan tetapi jika mereka tidak memiliki indera kesan ini di dalam hati mereka, meskipun mereka telah membaca ribuan buku tentang physiognomy atau phrenology, maka mereka tidak akan pernah memperoleh kesan yang sebenarnya.

Jadi indikasi apakah ini? Ini menunjukkan bahwa ilmu yang benar dari awal hingga akhir bukanlah milik dunia material.

Ada cara lain, yaitu cara intuitif. Kemudian, inspirasi, visi dan revelasi atau wahyu. Albert Einstein mengatakan,”Seseorang memulai hidupnya sesaat ia dapat hidup di luar kediriannya” (Wisdom of the Ages)

Catatan Kaki

1] Imam Khomeini, Rahasia Basmalah dan Alhamdulillah & Empat Puluh Hadits Bab Hadits Penuntut Ilmu hal. 44.

2] Nahjul Balaghah, Hikam: 64.

3] Sir Thomas Browne, 1605-1682, seorang ahli fisika Inggeris dan penulis essay, ia lahir di London, dan menyelesaikan studinya di Winchester College, University of Oxford, dan juga di Universities of Montpellier, Padua, serta Leiden.

4] Physiognomy : sebuah praktek yang sangat tidak ilmiah yang melibatkan sifat-sifat manusia menurut ekspresi wajah.

5] Phrenology : Franz Joseph Gall, 1758-1828, seorang dokter ahli anatomi Jerman yang lahir di Tienfenbronn. Gall mengembangkan sebuah sistem untuk mempelajari tengkorak, yang disebut phrenology. Dengan phrenology ini, ia menyatakan dapat mengungkap intelejensia dan kepribadian seseorang. Gall percaya bahwa garis bentuk tengkorak seseorang menunjukkan wilayah otak yang mengontrol berbagai kemampuan dan emosi tertentu. Walaupun phrenology sekarang dianggap sebagai ilmu pseudosains, Gall diakui oleh komunitas saintifik karena kontribusinya yang penting kepada pemahaman terdahulu mengenai lokasi-lokasi fungsi otak. Dialah saintis pertama yang mengidentifikasi perbedaan antara materi abu-abu dan putih di dalam otak dan sum-sum tulang belakang. Teorinya bahwa fungsi-fungsi mental yang berada di wilayah tertentu di dalam otak terbukti benar oleh penemuan-penemuan ahli anatomi pada abad pertengahan kesembilanbelas. Tetapi penemuan yang serupa ini dengan jelas membuktikan bahwa tulang tengkorak terlalu tipis untuk merefleksikan lokasi-lokasi dari fungsi mental yang berbeda-beda di dalam otak.