Rabu, 02 Februari 2011

dalam perjalanan

Dalam perjalanan Bis Mulya Jogja-purworejo….

Mengalun sebuah lagu dari seorang pengamen yg berdiri dekat tempatku duduk

Separuh jiwaku pergi
Memang indah semua
Tapi berakhir luka
Kau main hati Dengan sadarmu
Kau tinggal aku
benarku mencintaimu
Tapi tak begini kau hianati hati ini
Kau curangi aku
Benarku mencintaimu
Tapi tak begini kau hianati hati ini
Kau curangi aku


Kau dustakan semua yg kita bina, kau hancurkan semua
Benarku mencintaimu, tp tak begini kau hianati hati ini

Lagu atau pengalaman pribadi ya ? pengalaman siapa hayo ngaku
Terkadang lagu dibuat dari sebuah pengalaman atau kisah hidup seseorang baik diri sendiri atau orang lain
Tapi ada juga yang hanya sebatas imajinasi dan kreatifitas.
Sepertinya lagu ini merupakan pengalaman pribadi
Seperti halnya yang dialami teman seorang hamba Alloh yang hilaf

JOGJA NEVER ENDING



Ketika ku kembali singgah di Mushola ini kembali ingatanku kembali ke masa yang telah lalu.
Tempat kau menungguku
 dan tempatku menunggumu…
Adeku…semua masih jelas di pelupuk mata ini,
 semua jelas dalam ingatan ini.
Pernah sangat lama ku menunggumu,
tapi pernah juga kau lama termangu menungguku.
Dah berapa kali kita bertemu disini?

Disini di ujung terminal Mushola ini, pernah ku ditanya penjaga mushola
" Nungguin siapa Mas?" nunggu ade jawabku
Saat mataku menatab dengan cemas tiap bis yang datang dari arah solo
Adakah engkau di dalamnya
Sampai dimanakah dirimu

Di ujung terminal Mushola ini
Pernah kita duduk menunggu pagi
Bersama dalam cerita tentang malam yang semakin gelap
Tentang harapan yang tak kunjung datang
Tentang mimpi terbang di atas awan

Di unung terminal Mushola ini..
Tiada pernah ada kata perpisahan terucap
Semua berlalu begitu saja
Dalam perpisahan dan perceraian

Saat kau pergi tanpa menoleh
Tiada kembali dan tiada peduli
Kupun hanya diam tanpa kata
Tiada mampu ku cegah
Tiada mampu ku berteriak
KEMBALILAH sang bintang di ujung timur



suara
Teringat dengan sebuah status seseorng di facebook yang kurang lebih seperti ini
Kedholiman yang pernah kita lakukan mungkin akan dapat hilang dan termaafkan. Tapi kita tidak akan pernah bisa memutar waktu untuk kembali, kita tidak bisa mengembalikan luka pulih seperti sedia kala.

Ada satu lagi temanku yang curhat kemarin waktu saya ke solo, dia bilang “ Jon ku lagi pusing memecahkan suatu masalah” di sisi lain saya tidak mau mengecewakan orang mempercayai saya di sisi lain ada pertimbangan lain juga yang tidak mudah. Ku tidak mau mengecewakan orang-orang yang selma ini menaruh hjarapan dan kepercayaan kepada saya. Karena kalau kita menyecewakan orang, pada kondisi-kondisi tertentu kita akan tetap selalu ingat. Apa lagi orang yang saya buat kecewa akan lebih ingat lagi.

Teman itu juga bilang” saya kini bisa baik dan menjadi orang baik, bukan semata-mata karena diri saya sendiri. Tapi karena mereka orang-orang disekitarku yang membuatku jadi orang baik. Doa-doa mereka, perjuangan mereka, keikhlasan mereka membimbingku tanpa mengaharap apapun dari saya. Dan sungguh sangat dholin jika saya sampai membuat kecewa mereka.

Ku hanya mendengarkan saja curhat temanku, karena ia memang tidak meminta masukan, tapi ia cenderung curhat. Karena dah bisa memilah-milah konsekuensi pilihan-pilihan jika ia mengambil salah satunya.

Sahabatku.. hidup memang banyak pilihan-pilihan, dan hendaklah kita mengamabil pilihan-pilihan itu secara bijaksana dan meminimalisir mengecewakan orang-orang yang mencintai kita dengan alasan yang bijak dan tidak menyakitkan.




Mendung
Awan tidak akan pernah menggumpal menjadi karang
Ia hanya menghitam dan pekat
Bergemuruh bersamai badai, hujan dan petir

Awan hanyalah awan..
Bisa indah di pandang di langit
Bisa hitam gelap menakutkan bak raksasa

Awanlah yang menjadi penghalang cahaya
Menjadi tabir penutup matahari
Cahaya itu tidak pernah sampai kepada Bumi
Terserap hilang sang awan hitam

kau ambil bulanku
kau ambil matahariku
kau ambil cahayaku
semuanya gelap
karena cahaya telah pergi

Kau  menjadi  pembunuh
Seperti senyummu yang membunuh jiwaku
Seperti katamu yang membunuh hatiku

Semua karena awan-awan dosa yang telah menutup dan menghitam di permukaan hati
Menjadi penghalang cahaya kebenaran
Menjadi penghalang cahaya kesucian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar