Selasa, 01 Februari 2011

CINTA (MAHABBAH)




Dikisahkan, ada seseorang melihat suatu hmahluk yang sangat jelek di padang sahara. Lalu ia bertanya , “siapah kamu”  

“Aku adalah amalan jelekmu,”jawab mahluk jelek itu,
“Apa yang dapat menyelamatkanku darimu?”

“Salawat kepada Nabi Saw., sebagaimana sabda Nabi saw., ‘Shalawat itu berada di atas cahaya, di atas ash-shirath. Barang siapa yang bersalawat kepadaku pada hari jumat sebanyak delapan puluh kali, Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun.’”

Ada seseorang yang tidak  pernah bersalawat kepada junjungan kita, Muhammad  saw. Lalu pada suatu malam, ia bermimpi bertemu dengan Nabi saw.  Beliau tidak tidak menoleh kepalanya. Oleh karena itu, ia bertanya, “Ya Rasulullah, apakah Anda Marah kepada saya?”

“Tidak ,” jawab Nabi saw.
“Lalu Kenapa Anda tidak memandang saya?”
Karena aku tidak mengenalmu.”

“Bagai Anda tidak mengenal saya, padahal saya termaksuk umat Anda? Para ulama mengatakan bahwa Anda lebih mengenal umat Anda daripada Seorang ibu kepada anaknya”

“Mereka benar, tetapi engkau tidak mengigatku dengan shalawat. Sebab, aku mengenal umatku menurut kadar salawat mereka kepadaku”’

Kemudian, orang itu terbangun dan mewajibkan dirinya untuk selalu bershalawat kepada Nabi saw. Setiap hari seratus kali. Ia terus melakukan hal itu. Setelah berselang beberapa waktu, ia bermimpi lagi bertemu dengan Nabi saw.  Beliu berkata “kini aku mengenalmu dan aku memberikab syafaat kepadamu karena engkau telah menjadi pencinta Rasulullah.”

Allah swt berfirman:
Katakanlah,” jika kalian (bener-benar) mencintai Allah, ikutilah aku.”
(QS Ali’mran[3]:31)

Ayat ini turun ketika Nabi saw. Mengajak ka’ab ibn al-Asyraf dan sahabat-sahabatnya masuk islam. Mereka berkata,” kami berada dalam kedudukan sebagai anak-anak Allah dan kami sangat mencintai Allah.”

Lalu Allah swt berfirman kepada Nabi-Nya: Katakanlah,” jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutila aku (dalam Agamaku) sebab aku adalah utusan Allah yang menyampaikan risalah dan hujjah-Nya kepadamu, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.  (QS Ali’mran[3]:31).

Kecintaan orang-orang mukmin kepada Allah adalah mereka mematuhi perintah-Nya, mengutamakan ketaatan kepada-Nya, dan mencari keridhaan-Nya. Sedangkan kecintaan Allah kepada orang-orang mukmin adalah dia memuji mereka serta memberi pahala, ampunan, kenikmatan, rahmat, pemeliharaan, dan taufik kepada mereka.

Dalam al-ihya’, Imam Al-Gazali mengatakan,” barang siapa yang mengaku empat pahal bukan empat, berarti ia berdusta. Barang siapa yang mengaku mencintai surga  tetapi tidak mengamalkan ketaatan, ia berdusta. Barang siapa mengaku mencintai Nabi saw. Tetapi tidak mencintai para ulama dan orang-orang, miskin ia berdusta. Barang siapa mengaku takut kepada neraka tetapi tidak meningalkan kemaksiatan, ia berdusta. Barang siapa mengaku cinta kepada Allah swt tetapi mengeluh terhadap ujian, ia pun berdusta.”  

Rabi’ah Al-Adawiyyah berkata dalam untaian bait-bait syair:
Kau bermaksiat pada tuhan
Lantas kau tampakkan rasa cinta kepada-Nya
Demi Allah, dalam kias, ini mengagumkan
Kalu cintamu benar, pasti kau menaati-Nya
Sebab  seseorang taat peda yang di cinta-Nya

Tanda kencitaan itu adalah menuruti orang yang di cintai dan menghindarkan diri dari penentangan terhadap-Nya.

Sekelompok orang datang kepada asy-Syibli r.a. Asy-Sybli bertanya, ”siapakah kalian?”
“ kami adalah pera pecinta anda, “ jawab mereka. Lantas, ia memerima mereka. Kemudian, asy-Asybli bertanya, “ mengapa kalian lari dariku? Kalau kaliaan mencintaiku, mengapa kalian lari dari ujianku?”

Selanjutnya asy-Syibli r.a. berkata, “ahli mahabba meneguk secawan anggur kecintaan, maka bumi dan negri menjadi sempit bagi mereka, mereka Mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Mereka “tersesat” dalam keagugan_Nya. Mereka kebigugan dalam kekuasan-Nya. Mereka meneguk sacawan anggur kecintaan-Nya. Mereka tengelam dalam lautan keakraba-Nya. Mereka bersenag-senang dalam munajab kepada-Nya.”

Kemudian ia mendendangkan syair:
Menyebut cinta, tuhanku memabukkanku
                Pernahkah kau lihat pecinta yang tak mabuk?

Ada yang menyatakan bahwa kalu unta mabuk ia tidak akan makan rumput selama empat puluh hari. Akam tetapi, kalo pikulkan keatas punggun-Nya beben yang lebih berat dari yang biasa dipikul-Nya ia akan mampu memikul-nya. Sebab, apa bila bergetar dalam hati-Nya sebutan kekasih-Nya ia tidak lagi mrnyukai rumput dan tidak merasa leleh memikul beban berat karana kerinduan kepada kekasih-Nya. Kalou demikian  keadaan yang meningalkan keinginan-Nya dan memikul beban berat karena  kekasih-Nya, dapatkah anda meninggalkan syahwat yang diharamkan karena Allah SWT?  Dapatkah Anda meningalkan makan dan minum karena Allah SWT? Dapat Anda memikulkan kepundak Anda beban berat karena Allah SWT? Jika anda tidak menggerjakan sedikit pun kebaikan dari yang disebutkan, penggakuan anda hanyalah kata-kata tak bermakna, yang tidak bermanfaat bagi kepantinggan dunia akhiat; Disisi makhluk dan disisi pecinta.

‘Ali k.w. berkata, “barang siapa merindukan surga, bersegerahlah menuju kebaikan. Barang siapa taku kepada neraka, cegahlah diri dari syahwat. Barang siapa menyakini kematian, hendaklah memandang remeh kelejatan.”

Ibrahim al-Khawwash ditanya  tentang surga. Ia menjawab, “ menghapus segala keinginan, mambakar semua sifat dan rasah butuh, serta menenggelamkan diri kedalam lautan isyarat. “  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar