Selasa, 01 Februari 2011

Puisi Kehidupan : Arti Kehidupan, Renungan

Hidup Itu….. (Praktek)





Kenang lama tengah keheningan
Di kelam kesunyian malam
Hanya menggaung kaki tak terperanjak
Membisu di pertapaan malam
Sampai denting hati di titik nol
Arti hakiki di cari cari
Ayat ayat kasih di peluk

Melukis kabut tanpa dimensi
Di berapa langkah tubuh singgah
Seberapa jauh jejak sampai manusia lacak
Hidup itu hidup
Hidup tak di kata

Menuai sepenggalah kata dengan memecah asa kemustakhilan
Selaksa angan  buta
Larut di arus deras mimpi
Jauh menjauh
Semakin jauh diri memandang hati
Menilai diri semakin asing




NB : Dari kata yang jauh terpelesat mungkin tak kau temukan arti tersirat, dari sajak sajaknya hanya dialog setan yang tak terjemahkan,kata kata pedat,sesat.pergelaran kata kata tersendat di saat saat istirah. Beragam arti kehidupan, ketahuilah ia tetap dan terus berjalan, hilangkan arti teori,hidup itu praktek ( tak hanya sekedar perjuangan ).Bahkan tak enggan orang beranggapan hidup itu sudah susah,kenapa juga masih kau pikirkan yang susah susah ( arti kehidupan ). Di rambatan renungan kesunyian berpautan setitik pencerahan ” Laa Yukallifullohu Nafsan Illaa Wus aha ”
( sajak kolankolis)

Sastra edan

EDAN


Buka mata buka telinga
Tidak usah,tak di buka jua sudah terbuka dengan sendirinya
Tak ada usahaku menutup mata
Tak pernah sengajaku menutup telinga
Dengan mereka ku melihat,ku mendengar
Tapi hati ini hanya diam,tak bicara
Enggan mengangkat kata
Tak mau melontarkannya dalam koran berita
Apa lagi di halaman muka sastra, ah… terlalu mengada ada
Dari kata yang meronta hanya kata biasa dan sederhana

Membuka muka,,, eh salah…harusnya
Belah wajah,mengalir darah,mencuat otak..
Memberontak bersamanya semua serempak..
Dasar… sastra edan… tak beraluran… main enaknya saja
Tak heran… karena di tulis edan… dengan penulisnya jua edan
Oi,,, sastrawan edan jangan sembarangan,sudah edan ya?
Kenapa edan.. kenapa datang edan…
Tak hilangkah kau dengan ketiadaan… kenapa datang edan
Melekatnya bersama kehidupan,bersekutu kezaliman
Bersembunyi di kursi kekuasaan
Dari panggungnya mencuat keras kata kata persamaan
Persamaan…paersamaan… tak lebih dari arti perpecahan
Menghapus semboyan ke BHINEKA TUNGGAL IKAan…
Meski edan ku tak lupa.. itu modal kemerdekaan

Masih kurang….. menjerit histeris kata perdamaian
Damai… damai..,dari kerasnya membuah ketakutan
Tak di deklarasikanpun semua orang menginginkan
Damai… damai… dari jalannya menempuh yang berlawanan
Dari semangatnya mencipta peperangan

Kalah pelangi dengan warna edan
Tak ada lagi mentari pagi.. kalahnya dengan kebringasan pandangan edan
Melepuhnya kehidupan berakar dari kepemimpinan edan
Sekarang ku tak lagi heran… ku hidup di peradaban zaman edan
Enggan menyimpan kata kata edan dalam dompet,pengganti isi dalamnya
Kalau ku simpan kata kata edan di dalamnya,hilang seluruh isinya
Uangku,,, atmku,,, mungkin ktp dan foto keluargaku lenyap di makan edan
Dasar edan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar