Senin, 31 Januari 2011

Masyarakat Banda Naira Merasa Kecewa

BANDA NAIRA (Suara Karya) Warga Banda Naira, Maluku Tengah, mengaku kecewa dengan penyelenggaraan Sail Banda 2010.
Ini sangat berasalan mengingat ajang internasional yang akan dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa (3/8), dipusatkan di Kota Ambon, Maluku, bukan di Banda.
Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasikala mewakili warga yang dipimpinnya mengungkapkan kekecewaan ini. Untuk ajang Sail Banda 2010, yang menelan anggaran sekitar Rp 168 miliar, sebagian besar justru dialokasikan untuk Ambon.
"Semua infrastruktur hanya dibangun di Ambon, sementara Banda dianaktirikan. Padahal Banda menyimpan potensi di sektor-sektor ekonomi. Ini artinya lebih terkenal dari Ambon, sedangkan Banda hanya dijadikan ikon. Padahal kami memiliki catatan sejarah unik sebagai tempat pembuangan para pendiri negara ini," katanya di hadapan Menko Kesra Agung Laksono, Senin (2/8). Agung ke Banda Naira sekaligus untuk menyaksikan penyerahan dana program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) dan kredit usaha rakyat (KUR) untuk warga setempat.
Seorang warga Banda Naira, Freddy, menyatakan, di daerahnya belum terdapat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk kapal nelayan, bandara yang masih kurang luas, dan dermaga yang kurang menunjang kegiatan nelayan. Padahal hampir sebagian besar mata pencaharian warga dari usaha melaut.
"Bayangkan saja harga ikan di Banda hanya Rp 9.000 per kilogram, sementara di Ambon bisa mencapai Rp 45.000-Rp 47.000 per kilogram. Karena itu, perlu tempat penimbangari dan penyimpanan ikan agar bisa menampung kebutuhan nelayan serta bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat," katanya.
Terkait keluhan ini, Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, meski logonya Sail Banda, namun bukan berarti warga Banda tidak diperhatikan. Ini merupakan bentuk lain dari promosi Banda untuk terkenal.
"Setelah Sail Banda ini akan banyak peluang bagi masyarakat Banda. Ini jelas akan bermanfaat, karena seluruh dunia tahu Banda pulau indah. Kita bicara ke depan. Bukan Ambonnya, tapi Banda. Langsung pada daerah yang dituju sebagai pemasaran. Ke depan pasti ada perhatian lebih dari pemerintah," ujarnya.
Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Ma-luku sendiri telah membentuk sebuah tim untuk menyusun peta jalan pembangunan Banda Naira. Tentunya pembangunan berbasis kemaritiman. "Sejarah budaya yang dimiliki Banda juga sangat penting untuk bangsa Indonesia. Ini karena Banda sudahdikenal sebelum Indonesia merdeka," kata Agung menambahkan.
Karena itu, masyarakat Banda tidak perlu merasa kecewa. Pemerintah akan terus memberikan dukungan serta perhatian khusus demi kemajuan dari perkembangan Bandake depan.
"Dengan mengunjungi Banda, maka separuh dari sejarah rakyat Maluku dapat dilihat karena merupakan pulau sejarah. Selain itu, Pulau Banda juga sangat terkenal dengan tanaman pala serta keindahan lautnya. Karena itu,tidaklah mengherankan dari pulau ini pernah lahir sejumlah pemimpin-pemimpin besar Republik Indonesia," katanya.
Banda Naira terletak 132 km sebelah tenggara Pulau Ambon yang terdiri dari 30 pulau besar dan tujuh pulau kecil,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar